TAIPEI, KOMPAS.com - Menjelang akhir tahun, nada bicara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen semakin gamblang. "Kita hanya bisa mencegah perang dengan mempersiapkan diri terhadap perang," kata dia dalam sebuah pidato penutup tahun 2022.
"Tidak seorangpun menginginkan perang. Tapi perdamaian tidak datang dari langit," imbuhnya.
Baca juga: Presiden Taiwan Tawarkan China Bantuan Tangani Ledakan Covid-19
Genderang perang saat ini sedang lantang dibunyikan oleh Beijing. "Kami di China meyakini bahwa Taiwan adalah bagian dari China dan kita harus menyatukan kembali Taiwan," kata Zhou Bo, bekas perwira tinggi militer China yang kini mengajar di Universitas Tsinghua, Beijing.
"Pertanyaannya adalah dengan cara apa? Apakah melalui cara damai atau dengan menggunakan kekerasan," imbuhnya.
Reunifikasi damai adalah narasi yang giat didengungkan Presiden China Xi Jinping. Dalam Kongres Partai Komunis, Oktober 2022, dia berjanji akan mengupayakan reunifikasi damai melalui kejujuran dan upaya terbesar.
Baca juga: Taiwan akan Kirim Utusan Khusus Hadiri Pemakaman Paus Benediktus
Perkaranya, cuma 6,4 persen penduduk Taiwan yang menginginkan reunfikasi dengan China, menurut survei teranyar Universitas Nasional Chengchi. Jadi jika Beijing berkeras memaksakan penyatuan kembali, perang adalah satu-satunya opsi.
Dalam skenario ini, warga Taiwan mencari tauladan dari perang Ukraina melawan invasi Rusia. "Bagi masyarakat Taiwan, perjuangan warga Ukraina adalah inspirasi," kata Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu belum lama ini.
"Kami ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kami memiliki level keberanian yang sama untuk membela tanah air sendiri," ujarnya.
Pernyataannya itu sekaligus membiaskan pesan lain, bahwa serupa Ukraina, Taiwan hanya berpeluang melawan China jika mendapat dukungan militer, terutama dari Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Taiwan Akan Perpanjang Masa Wajib Militer dari 4 Bulan Jadi Setahun
Washington tidak bergeming. Presiden AS Joe Biden menutup tahun 2022 dengan mengucurkan bantuan militer senilai 10 miliar dollar AS kepada Taiwan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.