Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Taiwan: Pertaruhan Besar dalam Konflik AS dan China

Kompas.com - 01/01/2023, 21:31 WIB

TAIPEI, KOMPAS.com - Menjelang akhir tahun, nada bicara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen semakin gamblang. "Kita hanya bisa mencegah perang dengan mempersiapkan diri terhadap perang," kata dia dalam sebuah pidato penutup tahun 2022.

"Tidak seorangpun menginginkan perang. Tapi perdamaian tidak datang dari langit," imbuhnya.

Baca juga: Presiden Taiwan Tawarkan China Bantuan Tangani Ledakan Covid-19

Genderang perang saat ini sedang lantang dibunyikan oleh Beijing. "Kami di China meyakini bahwa Taiwan adalah bagian dari China dan kita harus menyatukan kembali Taiwan," kata Zhou Bo, bekas perwira tinggi militer China yang kini mengajar di Universitas Tsinghua, Beijing.

"Pertanyaannya adalah dengan cara apa? Apakah melalui cara damai atau dengan menggunakan kekerasan," imbuhnya.

Reunifikasi damai adalah narasi yang giat didengungkan Presiden China Xi Jinping. Dalam Kongres Partai Komunis, Oktober 2022, dia berjanji akan mengupayakan reunifikasi damai melalui kejujuran dan upaya terbesar.

Baca juga: Taiwan akan Kirim Utusan Khusus Hadiri Pemakaman Paus Benediktus

Ilusi penyatuan damai

Perkaranya, cuma 6,4 persen penduduk Taiwan yang menginginkan reunfikasi dengan China, menurut survei teranyar Universitas Nasional Chengchi. Jadi jika Beijing berkeras memaksakan penyatuan kembali, perang adalah satu-satunya opsi.

Dalam skenario ini, warga Taiwan mencari tauladan dari perang Ukraina melawan invasi Rusia. "Bagi masyarakat Taiwan, perjuangan warga Ukraina adalah inspirasi," kata Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu belum lama ini.

"Kami ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kami memiliki level keberanian yang sama untuk membela tanah air sendiri," ujarnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataannya itu sekaligus membiaskan pesan lain, bahwa serupa Ukraina, Taiwan hanya berpeluang melawan China jika mendapat dukungan militer, terutama dari Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Taiwan Akan Perpanjang Masa Wajib Militer dari 4 Bulan Jadi Setahun

AS melawan China

Washington tidak bergeming. Presiden AS Joe Biden menutup tahun 2022 dengan mengucurkan bantuan militer senilai 10 miliar dollar AS kepada Taiwan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+