Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Myanmar Bebaskan 7.012 Tahanan Saat Perayaan Hari Kemerdekaan

Kompas.com - 05/01/2023, 10:06 WIB

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pemerintah militer Myanmar membebaskan 7.012 tahanan di bawah amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara itu, menurut laporan stasiun tv negara MRTV pada Rabu (4/1/2023).

Militer Myanmar pada Februari 2021 merebut kekuasaan dari pemerintahan peraih Nobel, Aung San Suu Kyi, yang dipilih secara demokratis.

Sejak kudeta Myanmar, negara itu menghadapi isolasi internasional dan sanksi yang dipimpin Barat.

Baca juga: Junta Rayakan Hari Kemerdekaan Myanmar dengan Pawai Militer

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa negara dan organisasi internasional dan regional serta individu yang secara positif bekerja sama dengan kami... di tengah semua tekanan, kritik, dan serangan," kata Jenderal Senior Min Aung Hlaing dalam pidato peringatan Hari Kemerdekaan Myanmar yang ke-75.

"Kami bekerja sama erat dengan negara-negara tetangga seperti China, India, Thailand, Laos, dan Bangladesh. Kami akan bekerja sama untuk stabilitas dan pembangunan perbatasan," lanjutnya dalam pidato pada parade di ibu kota Naypyidaw, dikutip dari Reuters.

Hari Kemerdekaan Myanmar tahun ini dirayakan dengan pawai pegawai negeri melambaikan bendera, tentara berbaris, lalu tank, dan jet militer menunjukkan aksinya.

Baca juga:

Sejak kudeta Myanmar pada 1 Februari 2021, Suu Kyi ditahan bersama para pejabat lainnya.

Aparat juga menanggapi protes dan unjuk rasa pro-demokrasi dengan kekuatan brutal, ratusan ribu orang menjadi korban.

Otoritas Myanmar biasanya membebaskan beberapa tahanan untuk menandai Hari Kemerdekaan Myanmar dari kekuasaan Inggris.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MRTV melaporkan, amnesti terbaru ini tidak mencakup tahanan yang dihukum karena pembunuhan dan pemerkosaan, atau dipenjara karena tuduhan terkait bahan peledak, pergaulan yang melanggar hukum, senjata, obat-obatan, penanggulangan bencana alam, serta korupsi.

Namun, belum diketahui apakah ada tahanan politik yang dibebaskan.

Baca juga: Kisah Perang: Tiga Kudeta Myanmar dan Berakhirnya Burma

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pria Kamboja Bangun Rumah Pesawat di Tengah Ladang, Nabung 30 Tahun, Jadi Tempat Piknik

Pria Kamboja Bangun Rumah Pesawat di Tengah Ladang, Nabung 30 Tahun, Jadi Tempat Piknik

Global
Unggah Video Minum Tuak, Wanita India Ditangkap Departemen Cukai

Unggah Video Minum Tuak, Wanita India Ditangkap Departemen Cukai

Global
Tampar Wanita dengan Piza Saat Bertengkar, Pria Ini Diringkus Polisi

Tampar Wanita dengan Piza Saat Bertengkar, Pria Ini Diringkus Polisi

Global
Petinggi Uni Eropa: Hubungan China dan Rusia Ada Batasnya

Petinggi Uni Eropa: Hubungan China dan Rusia Ada Batasnya

Global
Malaysia Tangkap Pengemis Asal Indonesia, Sehari Kantongi Rp 340.000, Berangkat Naik Grab

Malaysia Tangkap Pengemis Asal Indonesia, Sehari Kantongi Rp 340.000, Berangkat Naik Grab

Global
Jepang Larang Peneliti China dan Rusia di Lembaga Ilmiah Antariksa, Ini Alasannya

Jepang Larang Peneliti China dan Rusia di Lembaga Ilmiah Antariksa, Ini Alasannya

Global
Selama Ramadhan, Arab Saudi Pangkas Jeda Azan-Ikamah Jadi 10 Menit untuk Subuh dan Isya

Selama Ramadhan, Arab Saudi Pangkas Jeda Azan-Ikamah Jadi 10 Menit untuk Subuh dan Isya

Global
Sabah Malaysia Ingin Punya Fasilitas Publik Setara IKN

Sabah Malaysia Ingin Punya Fasilitas Publik Setara IKN

Global
Imbas SVB Bangkrut, Simpanan Bank Kecil di AS Turun Capai Rekor

Imbas SVB Bangkrut, Simpanan Bank Kecil di AS Turun Capai Rekor

Global
Jumlah Miliarder di Dunia Turun, Paling Banyak dari China, lalu Siapa yang Terkaya?

Jumlah Miliarder di Dunia Turun, Paling Banyak dari China, lalu Siapa yang Terkaya?

Global
Biden Sebut China Belum Kirim Senjata ke Rusia

Biden Sebut China Belum Kirim Senjata ke Rusia

Global
Rangkuman Hari Ke-394 Serangan Rusia ke Ukraina: PBB Tuding Rusia-Ukraina Sama Saja | Kostyantynivka Diserang

Rangkuman Hari Ke-394 Serangan Rusia ke Ukraina: PBB Tuding Rusia-Ukraina Sama Saja | Kostyantynivka Diserang

Global
[POPULER GLOBAL] Militer China Usir Kapal AS | Do Kwon Ditangkap

[POPULER GLOBAL] Militer China Usir Kapal AS | Do Kwon Ditangkap

Global
KJRI Chicago Prakarsai Penyelenggaraan ASEAN Networking Reception

KJRI Chicago Prakarsai Penyelenggaraan ASEAN Networking Reception

Global
Lomba Ngaji dan Azan Berhadiah Rp 48,5 Miliar Digelar di Riyadh, Dinilai 120 Juri

Lomba Ngaji dan Azan Berhadiah Rp 48,5 Miliar Digelar di Riyadh, Dinilai 120 Juri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+