Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Tiga Kudeta Myanmar dan Berakhirnya Burma

Kompas.com - 02/03/2021, 21:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

YANGON, KOMPAS.com - Konflik antara militer Myanmar dengan pemerintahan sipil sudah berlangsung sejak 1940-an, dan negara itu sudah tiga kali mengalami kudeta.

Setelah merdeka, pemerintahan sipil mengalami awalan buruk pada 1948. Setahun sebelumnya pemimpin nasionalis karismatik Jenderal Aung San yang merupakan ayah Aung San Suu Kyi dibunuh.

Kepemimpinan lalu dilimpahkan ke U Nu yang secara politik kurang kuat.

Baca juga: Kisah Perang: Ketika Sekutu AS-Kanada Serang Pulau Kosong dan Saling Bunuh, 300 Tentara Tewas

Perang Saudara kemudian pecah pada 1949 antara pemerintah dengan pemberontak, termasuk tentara komunis dan beragam etnis.

Pertempuran itulah yang menjadi momentum militer untuk mengambil alih kekuasaan melalui Jenderal Ne Win.

Ia membawa ideologi baru yang menggabungkan Buddhisme dan Marxisme, yang dikenal sebagai "Jalan Burma menuju Sosialisme".

Akibatnya, institusi demokrasi dan kebebasan sipil pun berakhir.

Setelahnya militer berkuasa selama hampir 60 tahun. Ada beberapa motif kenapa mereka bersikeras memimpin negara, tetapi yang terkuat adalah mempertahankan hak veto.

Baca juga: Kisah Perang Saudara Amerika yang Ditonton Warga Sambil Piknik Makan Sandwich

Indian Express mengabarkan, para eselon atas militer dan keluarga memanfaatkan kekuasaan untuk memperkaya diri mereka sendiri.

Oleh karena itu mereka tak mau menyerahkan kekuasaan, karena penguasa baru pasti akan menjebloskan mereka ke penjara karena korupsi.

Maka tak heran kala itu sebagian besar wilayah Burma (nama lama Myanmar) sangat miskin.

Arogansi militer Myanmar semakin menjadi-jadi, setelah pada 1962 berhasil melakukan kudeta dari pemerintah sipil dan mengubah nama resminya pada 1974 menjadi Republik Sosialis Persatuan Burma.

Kemudian pada 1988 militer Myanmar kembali mengambil alih kekuasaan, setelah menggagalkan pemberontakan besar yang memakan nyawa ribuan orang.

Baca juga: Kisah Perang: Garis Maginot, Benteng Keropos yang Dibanggakan Perancis

Nama resmi negara pun diubah lagi menjadi Persatuan Burma, tetapi setahun kemudian menjadi Persatuan Myanmar.

Ibu kota juga dipindah dari Rangoon ke Yangon, lalu sejak 2005 pindah ke Naypyidaw.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com