Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Korupsi di Uni Eropa: Besar dan Mirip Cerita Film

Kompas.com - 25/12/2022, 18:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sekarang, anak Kaili dititipkan kepada kakeknya, yang diduga bertindak sebagai kurir pengangkut uang dalam skandal korupsi besar ini.

Baca juga: Anwar Ibrahim Umumkan Susunan Kabinet, Pilih Wakil PM dengan Gugatan Korupsi

Kebocoran informasi dan dampak politisnya

Seperti dalam cerita film triller politik, rupanya informasi juga bisa bocor di Brussel. Dua koran berhasil mengutip sebagian protokol penyelidikan yang sebenarnya rahasia. Yakini pengakuan bersalah dari para tersangka, tapi tidak seratus persen. Para pengacara Kaili yang jadi tersangka utama, sekarang mengajukan protes.

Giorgi yang merupakan pasangan Kaili menyatakan diri jadi yang paling bersalah serta memberi kesaksian memberatkan pada orang-orang lainnya yang terlibat, demi meringankan tuduhan terhadap Kaili.

Sebaliknya, lewat pengacaranya Eva Kaili menyatakan merasa dikhianati pasangannya. dia juga mengaku tidak tahu apa-apa soal uang tunai dalam jumlah besar yang ditemukan polisi di apartemennya, dan dari mana asalnya.

Sejauh ini, pihak berwenang Belgia yang melakukan penyelidikan, tidak menyatakan secara resmi, apa yang jadi dasar utama tuduhan korupsi, dan bagaimana jalannya pencucian uang.

Qatar menampik semua tuduhan, bahwa mereka menyogok politisi Eropa. Seorang diplomat Qatar yang bekerja di Kedutaan Besar di Brussel, tapi tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, penyelidikan kejaksaan Belgia bisa berdampak negatif atas bisnis gas dengan Qatar.

Baca juga: Dituduh Korupsi dan Jual Hadiah Negara Senilai Rp 31 Miliar, Mantan PM Pakistan Melawan

Reaksi Parlemen Eropa

Parlemen Eropa mengambil tindakan tegas yang terkesan tergesa-gesa. Eva Kaili dikeluarkan dari presidium parlemen. Fraksi sosial dan Partai Pasok dari Yunani juga mengeluarkan Kaili. Ketua Parlemen, Roberta Metsola, yang berasal dari Malta mengumumkan akan mengadakan reformasi besar-besaran bagi pencatatan kegiatan lobi di Parlemen Eropa.

Selain itu, Parlemen Eropa juga menunda pembebasan kewajiban memiliki visa di Eropa bagi warga Qatar, serta membekukan semua kontak dengan badan dan politisi dari Qatar. Sebagai reaksinya, Qatar melontarkan kritik keras.

Beberapa kepala negara dan pemerintahan Eropa pekan lalu menyatakan keprihatian akibat skandal korupsi dan penyogokan dalam institusi Uni Eropa itu. Metsola juga menyebut kemarahan dan kekhawatiran yang ia rasakan.

Baca juga: Iran Hukum Mati Demonstran atas Tuduhan “Korupsi di Bumi” dalam Satu Kali Sidang

"Musuh-musuh demokrasi, yang merasakan eksistensi Parlemen Eropa sebagai ancaman, tidak akan berhenti melancarkan aksi," begitu perkiraan Metsola pada hari penangkapan wakilnya, Eva Kaili.

Ketua parlemen Eropa itu juga menyebut adanya aktor-aktor jahat, yang punya hubungan dengan negara ketiga dengan pemerintahan otokratis.

Para petugas keamanan Uni Eropa sudah lama bekerjasama dengan aparat keamanan Belgia, untuk mengungkap jaringan yang diduga keras bersifat kriminal.

Baca juga: Ketua Pemuda UMNO Malaysia: Kalau Tidak Ada Korupsi, Berarti Sudah Kiamat

Siapa yang jadi pemeran pendukung?

Dugaan dan tuduhan juga sudah bermunculan terhadap seorang fungsioner serikat pekerja, anggota Parlemen Eropa lainnya, dan 10 orang asisten, yang sebagian besar orang Italia.

Penyelidik dan media juga menyoroti organisasi non pemerintah kedua, yang juga didirikan oleh mantan anggota Parlemen Eropa asal Italia, Antonio Panzeri .

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com