TEHERAN, KOMPAS.com - Pengadilan Iran menjatuhkan hukuman mati kepada Mohammad Ghobadlo, seorang pengunjuk rasa yang ditangkap atas tuduhan “korupsi di bumi” setelah berpartisipasi dalam protes anti-pemerintah.
Dia “dijatuhi hukuman mati setelah hanya satu kali sidang,” kata ibunya pada Senin (31/10/2022) sebagaimana dilansir Guardian.
Pengadilan Iran mengumumkan akan mengadakan persidangan publik untuk sebanyak 1.000 orang yang ditahan selama protes baru-baru ini di Teheran saja - dan lebih dari seribu lainnya di luar Ibu Kota.
Baca juga: Saat Coldplay Mainkan Lagu Protes Iran yang “Terlarang” dalam Konser di Buenos Aires...
Langkah terbaru ini meningkatkan kekhawatiran internasional atas tanggapan keras pemerintah Teheran terhadap protes Iran, yang dimulai pasca-kematian Mahsa Amini (22 tahun), setelah penangkapannya.
“Anak saya baru berusia 22 tahun dan dia juga sakit. Mereka melarangnya memiliki pengacara dan tidak mengizinkan pengacara memasuki pengadilan," kata ibu Ghobadlo dalam klip yang dipublikasikan secara online.
Lebih lanjut kata dia, anaknya diinterogasi tanpa memiliki akses ke pengacara, dan hukuman mati dijatuhkan setelah hanya satu kali sidang.
“Apakah ini keadilan Islam? Di pengadilan mana mereka menghukum mati orang setelah hanya satu kali sidang? Mereka akan segera mengeksekusinya. Saya meminta orang untuk membantu,” tambahnya dalam video sebagaimana dilansir Guardian.
Aparat keamanan Iran telah melancarkan tindakan keras terhadap protes yang sebagian besar damai, di mana setidaknya 253 orang telah tewas, termasuk 34 warga Iran di bawah 18 tahun, menurut satu organisasi hak asasi manusia (HAM).
Baca juga: Mahasiswa dan Pelajar Iran Tolak Ultimatum, Tetap Gelar Demo, Ratusan Tewas
Beberapa ribu orang telah ditangkap, banyak dari mereka dibawa ke pusat penahanan khusus IRGC.
Namun elit Iran tetap terbagi menjadi dua kubu.
Pihak pertama adalah mereka yang ingin memperlakukan protes semata-mata sebagai “produk konspirasi asing yang ditata dengan baik” yang paling baik dihentikan dengan represi.
Sementara pihak kedua menilai "gangguan," yang sekarang memasuki minggu keenam, membongkar masalah mendalam di masyarakat Iran. Termasuk menunjukkan bagaimana media resmi tidak dipercaya dan diberangus, sehingga membuat anak muda Iran bergantung pada saluran satelit barat.
Baca juga: Hossein Salami Peringatkan Demonstran Iran: Hari Ini adalah Hari Terakhir Kerusuhan
Kantor berita utama negara IRNA melaporkan bahwa 1.000 pengunjuk rasa yang ditahan telah memainkan "peran sentral" dalam kerusuhan tersebut.
Masing-masing dari mereka akan diadili sendiri untuk "tindakan subversif", termasuk menyerang penjaga keamanan, membakar properti umum dan tuduhan lainnya.
“Mereka yang berniat untuk menghadapi dan menumbangkan rezim bergantung pada asing dan akan dihukum sesuai dengan standar hukum,” kata kepala kehakiman Iran Gholam-Hossein Mohseni Ejei, menunjukkan bahwa beberapa pengunjuk rasa akan dituduh berkolaborasi dengan pemerintah asing.