Pekan lalu, surat kabar Global Times juga mengamati lonjakan pemesanan alat tes virus Covid-19 mencapai lebih dari 300 persen di tengah pelonggaran kebijakan Covid-19.
Harian tersebut melaporkan bahwa alat tes Covid-19 sudah habis terjual di situs penjualan obat dan alat kesehatan ternama seperti JD Health.
Media online The Paper memberitakan bahwa "permintaan konsumen untuk vitamin C telah meroket".
Menurut laporan tersebut, buah lemon telah terjual habis di beberapa situs niaga, termasuk "teh rasa lemon, permen lemon, dan air soda dengan perasa lemon".
China Daily memantau kemunculan tren serupa terkait buah persik kalengan. Menurut laporan tersebut, buah persik kalengan banyak diburu pembeli baik secara daring maupun luring mengingat produk tersebut "kaya akan vitamin C" dan "memiliki masa kedaluwarsa yang relatif panjang".
"Di beberapa platform belanja online, permintaan persik kuning kalengan sedang tinggi sekali sehingga produk tersebut sering mendapat label 'stok habis'," tulis China Daily.
Sina News melaporkan banyak rumor yang beredar online bahwa persik kuning dapat meredakan gejala Covid-19.
Beberapa ahli bahkan tampil di stasiun penyiaran CCTV untuk memperingatkan warga agar tidak mengonsumsi vitamin C secara berlebihan. Ada pula dokter yang mengatakan bahwa memakan buah persik berlebihan dapat memperparah batuk.
Produk lain juga banyak yang terjual habis, mengikuti tren online.
Pear Video melaporkan peningkatan jumlah warga yang membeli air elektrolit, setelah minuman tersebut dipromosikan dapat "membantu menaikkan cairan tubuh setelah berkeringat akibat demam".
The Global Times menyebut bahwa ada pula pesan sesat di media sosial yang mengeklaim bahwa meminum alkohol dalam jumlah banyak dapat mencegah atau membunuh virus. Harian itu lantas memperingatkan bahwa tindakan tersebut berisiko terhadap kesehatan.
Saat ini, media setempat dipenuhi dengan anjuran dari para dokter yang berusaha mencegah orang membeli obat-obatan secara sembarangan, mencampurkan jenis obat, dan mengonsumsi obat lebih dari dosis wajarnya.
Lembaga pengawas pasar memperingatkan konsumen agar tidak membeli obat Covid-19 obralan pada situs daring kecuali jika orang yang mempromosikannya lewat livestream punya pendidikan kedokteran.
Mereka menyarankan masyarakat agar membeli produk melalui jalur terpercaya, supaya konsumen tidak membeli "obat palsu".
Apotek-apotek menekankan bahwa "perangkat kesehatan" sedang disiapkan untuk memastikan agar pasien - terutama yang rawan penyakit - tidak menjadi semakin rentan.
China Daily melaporkan lansia dan warga yang mengidap penyakit kronis sedang menerima paket berisi obat, tes antigen, dan obat batuk sirup di Kota Wuhan, lokasi pertama penyebaran Covid-19.
Baca juga: Rumah Sakit China Kewalahan, Kekurangan Tenaga Medis Paksa yang Terinfeksi Tetap Masuk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.