Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit China Kewalahan, Kekurangan Tenaga Medis Paksa yang Terinfeksi Tetap Masuk

Kompas.com - 14/12/2022, 12:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BEIJING, KOMPAS.com - Rumah sakit China sudah berada di bawah tekanan yang sangat besar, menyusul pergeseran 180 derajat yang cepat di negara itu dari kebijakan nol-Covid.

Dokter dan perawat menularkan infeksi ke pasien, karena kekurangan staf tampaknya membuat pekerja medis di garis depan tetap diminta masuk meskipun mereka sendiri terkena virus.

Seorang profesor China yang berspesialisasi dalam kebijakan kesehatan telah memantau krisis di negara asalnya dari Universitas Yale di Amerika Serikat (AS).

Chen Xi mengatakan kepada BBC bahwa dia telah berbicara dengan direktur rumah sakit dan staf medis lainnya di China tentang tekanan besar pada sistem saat ini.

Baca juga: China Akui Penyebaran Covid Negaranya Sudah Mustahil Dilacak, Alami Kekurangan Pasokan Medis dan Alat Uji

"Orang yang telah terinfeksi diharuskan bekerja di rumah sakit sehingga menciptakan lingkungan penularan di sana," katanya dilansir dari BBC pada Rabu (14/12/2022).

Rumah sakit China dengan tergesa-gesa meningkatkan kapasitas bangsal demam mereka untuk memenuhi gelombang besar pasien.

Meski demikian, fasilitas tambahan itu telah terisi dengan cepat. Padahal pesan yang beredar telah mengizinkan warga yang terinfeksi untuk melakukan isolasi mandiri tinggal di rumah.

Tak ada “budaya” isolasi mandiri

Prof Chen mengatakan masih banyak yang harus dilakukan untuk menjelaskan soal isolasi mandiri kepada orang-orang di China.

"Tidak ada budaya tinggal di rumah untuk gejala ringan," katanya.

"Ketika orang merasa sakit, mereka semua pergi ke rumah sakit, yang dapat dengan mudah merusak sistem perawatan kesehatan."

Warga juga menyerbu apotek sehingga menyebabkan kekurangan obat untuk mengobati pilek atau flu yang signifikan di seluruh negeri. Kit pengujian rumah untuk Covid-19 juga sulit didapat.

Rak-rak kosong terlihat di apotek ketika pelanggan mencoba mencari obat untuk menghadapi gelombang wabah COVID-19 di Beijing, Selasa, 13 Desember 2022.AP PHOTO/NG HAN GUAN Rak-rak kosong terlihat di apotek ketika pelanggan mencoba mencari obat untuk menghadapi gelombang wabah COVID-19 di Beijing, Selasa, 13 Desember 2022.

Baca juga: Potensi Melonjaknya Covid-19 saat Pembatasan China Dilonggarkan

Di Beijing, meskipun restoran diizinkan buka kembali, pelanggan mereka sangat sedikit dan jalanan masih sepi.

Perusahaan memberitahu karyawan bahwa mereka harus kembali ke kantor, tetapi banyak yang tidak mau.

Itu semua masuk akal jika berkaca pada kebijakan beberapa minggu yang lalu, saat Beijing bersikeras tidak akan ada jalan keluar dari kebijakan nol-Covid dan mengharuskan yang terinfeksi pergi ke fasilitas karantina terpusat dan penguncian ketat masih diberlakukan.

Perubahan 180 derajat kebijakan nol-Covid China

Virus corona adalah sesuatu yang ditakuti dan orang-orang China sebelumnya berpikir bahwa mereka beruntung karena Partai Komunis tidak akan mengorbankan mereka demi kebebasan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Punggung Basah, Kepala Pusing: Pelajar Filipina Menderita Akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah, Kepala Pusing: Pelajar Filipina Menderita Akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com