Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Melonjaknya Covid-19 saat Pembatasan China Dilonggarkan

Kompas.com - 11/12/2022, 11:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Ketika Li dinyatakan positif COVID-19 pada Selasa di Baoding di China utara, dia bersiap untuk karantina selama lima hari di rumah sakit lokal darurat sebagai bagian dari pengendalian pandemi yang ketat di negara itu.

Sebaliknya, China keesokan harinya tiba-tiba melonggarkan kebijakan yang telah membuat negara terpadat di dunia itu menjadi asing di dunia yang sebagian besar belajar untuk hidup dengan Covid-19.

Dilansir dari Reuters, Li, 30 tahun, yang meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya, mengatakan bahwa dia diizinkan untuk memulihkan diri di rumah di kota industri dekat ibu kota Beijing.

Baca juga: KTT Arab-China Digelar di Saudi, Disebut Pencapaian Besar

Tetapi perubahan kebijakan yang tiba-tiba membuatnya lengah. Dia dibiarkan sendiri, dia tidak punya obat di rumah untuk mengobati demamnya.

"Saya tidak bisa membeli obat apa pun saat itu, dengan antrean panjang di mana-mana di luar apotek," kata Li.

Tiga tahun setelah virus corona muncul di China tengah, beberapa warga baru-baru ini melancarkan protes publik yang jarang terjadi terhadap kebijakan nol-Covid yang menuntut penguncian yang mengganggu secara ekonomi dan karantina wajib di fasilitas pemerintah.

Tetapi perubahan kebijakan Beijing yang tiba-tiba pada hari Rabu (7/12/2022), yang didukung oleh beberapa orang, juga memicu kekhawatiran di negara dengan tingkat vaksinasi yang relatif rendah di mana orang-orang diajari untuk takut terhadap penyakit tersebut.

Baca juga: China Disebut Membahayakan Aset Luar Angkasa AS

Pelonggaran dalam pengujian PCR wajib terhadap 1,4 miliar orang China telah melemahkan kemampuan otoritas kesehatan untuk mendeteksi kasus dengan cepat dan mengukur bagaimana infeksi menyebar, mengganggu masyarakat dan ekonomi.

Sejak pelonggaran pembatasan, pihak berwenang belum memperkirakan berapa banyak orang yang akan jatuh sakit parah atau meninggal.

Baca juga: AS Siapkan Sanksi Baru untuk Rusia dan China

Pada bulan Oktober, China memperkirakan setidaknya 100 kematian untuk setiap 100.000 infeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com