Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

China Longgarkan Aturan Covid-19, Warga "Panic Buying"

Warga China banyak menyerbu apotek-apotek untuk membeli ibuprofen, obat flu, dan perangkat tes Covid di berbagai laporan mengenai kurangnya pasokan.

Tak hanya itu, produk sehari-hari untuk membantu menjaga kesehatan sebagian besar telah terjual ludes di situs niaga online, khususnya buah-buahan yang kaya akan vitamin C seperti lemon, persik kalengan, dan air yang mengandung elektrolit.

Penimbunan pada era Covid-19 memang banyak terjadi di seluruh dunia, namun ini pertama kalinya hal itu terjadi setelah karantina wilayah dilonggarkan.

Pada awalnya China sama seperti negara-negara lain, ketika banyak orang membagikan foto di media sosial yang menunjukkan rak-rak kosong di supermarket kota-kota besar menjelang pemberlakuan larangan keluar rumah di tengah pandemi.

Namun kini, aksi memborong obat-obatan secara panik alias panic buying tetap saja terjadi meskipun China sudah meniadakan aturan pelacakan individu serta mengizinkan warganya melakukan isolasi mandiri di rumah dan tes Covid mandiri.

Aksi panic buying ini ditengarai dilakukan guna mengantisipasi kenaikan kasus Covid pada musim salju yang akan datang.

Pemerintah daerah juga didesak meningkatkan kapasitas unit gawat darurat mereka dan membuka klinik khusus pasien demam sebelum akhir bulan, sebagai bentuk persiapan menghadapi gelombang penularan kasus berikutnya.

Bahkan, sudah muncul tanda-tanda bahwa tenaga kesehatan di China mulai kewalahan.

Sebuah video yang beredar minggu ini menunjukkan pasien yang terhubung dengan infus di dalam mobil karena "klinik penuh".

Beberapa media pun membagikan foto rak-rak apotek yang kosong. Media lokal China memberitakan tentang lini produksi di pabrik-pabrik farmasi bekerja dengan "kapasitas penuh" untuk menghadapi lonjakan permintaan.

China Daily melaporkan bahwa sedemikian maraknya aksi pembelian panik di Kota Guangzhou, pemerintah daerah meminta agar warga melakukan "pembelian yang masuk akal".

"Tidak perlu menimbun (produk) dalam jumlah besar," tulis Pemerintah Guangzhou dalam pernyataan resmi.

Guangzhou merupakan kota dengan tingkat kasus Covid-19 tertinggi dalam beberapa minggu terakhir.

Pekan lalu, surat kabar Global Times juga mengamati lonjakan pemesanan alat tes virus Covid-19 mencapai lebih dari 300 persen di tengah pelonggaran kebijakan Covid-19.

Harian tersebut melaporkan bahwa alat tes Covid-19 sudah habis terjual di situs penjualan obat dan alat kesehatan ternama seperti JD Health.

Peringatan label "stok habis" sering muncul

Media online The Paper memberitakan bahwa "permintaan konsumen untuk vitamin C telah meroket".

China Daily memantau kemunculan tren serupa terkait buah persik kalengan. Menurut laporan tersebut, buah persik kalengan banyak diburu pembeli baik secara daring maupun luring mengingat produk tersebut "kaya akan vitamin C" dan "memiliki masa kedaluwarsa yang relatif panjang".

"Di beberapa platform belanja online, permintaan persik kuning kalengan sedang tinggi sekali sehingga produk tersebut sering mendapat label 'stok habis'," tulis China Daily.

Sina News melaporkan banyak rumor yang beredar online bahwa persik kuning dapat meredakan gejala Covid-19.

Beberapa ahli bahkan tampil di stasiun penyiaran CCTV untuk memperingatkan warga agar tidak mengonsumsi vitamin C secara berlebihan. Ada pula dokter yang mengatakan bahwa memakan buah persik berlebihan dapat memperparah batuk.

Produk lain juga banyak yang terjual habis, mengikuti tren online.

Pear Video melaporkan peningkatan jumlah warga yang membeli air elektrolit, setelah minuman tersebut dipromosikan dapat "membantu menaikkan cairan tubuh setelah berkeringat akibat demam".

The Global Times menyebut bahwa ada pula pesan sesat di media sosial yang mengeklaim bahwa meminum alkohol dalam jumlah banyak dapat mencegah atau membunuh virus. Harian itu lantas memperingatkan bahwa tindakan tersebut berisiko terhadap kesehatan.

Saat ini, media setempat dipenuhi dengan anjuran dari para dokter yang berusaha mencegah orang membeli obat-obatan secara sembarangan, mencampurkan jenis obat, dan mengonsumsi obat lebih dari dosis wajarnya.

Lembaga pengawas pasar memperingatkan konsumen agar tidak membeli obat Covid-19 obralan pada situs daring kecuali jika orang yang mempromosikannya lewat livestream punya pendidikan kedokteran.

Mereka menyarankan masyarakat agar membeli produk melalui jalur terpercaya, supaya konsumen tidak membeli "obat palsu".

Apotek-apotek menekankan bahwa "perangkat kesehatan" sedang disiapkan untuk memastikan agar pasien - terutama yang rawan penyakit - tidak menjadi semakin rentan.

China Daily melaporkan lansia dan warga yang mengidap penyakit kronis sedang menerima paket berisi obat, tes antigen, dan obat batuk sirup di Kota Wuhan, lokasi pertama penyebaran Covid-19.

https://www.kompas.com/global/read/2022/12/20/093600670/china-longgarkan-aturan-covid-19-warga-panic-buying-

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke