Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Ancaman China, Jepang Setujui Rencana Pembangunan Militer Terbesar sejak Perang Dunia II

Kompas.com - 19/12/2022, 10:17 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang menyetujui pembangunan militer terbesarnya sejak perang dunia kedua, memperingatkan bahwa China merupakan “tantangan strategis terbesar yang pernah ada.”

Kebijakan itu juga menguraikan rencana untuk mengembangkan kemampuan serangan balasan, yang didanai oleh anggaran belanja pertahanan yang mencapai rekor.

Rencana yang diumumkan pemerintah “Negeri Sakura” minggu lalu itu mencerminkan peningkatan kekhawatiran atas militer China yang kini lebih tegas dan rezim Korea Utara yang terus meningkatkan kemampuan rudal nuklir dan balistiknya.

Baca juga: Kapal Induk China Berlayar ke Pasifik Barat, Bertepatan Jepang Umumkan Pembangunan Militer Besar-besaran

Mengabaikan komitmen pasca perang

Namun perubahan itu juga memicu kritik bahwa Jepang mengabaikan pasifisme selama lebih dari tujuh dekade di bawah konstitusi pasca perangnya.

Dilansir dari Guardian, Jepang akan melipatgandakan pembelanjaan pertahanan menjadi 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) selama lima tahun ke depan.

Artinya, ada peralihan dari komitmen pasca perang yang membuatnya mempertahankan anggaran militer hanya sebesar 1 persen dari PDB.

Peningkatan tersebut akan membuatnya sejalan dengan negara-negara NATO dan menjadikannya sebagai negara dengan anggaran belanja pertahanan terbesar ketiga di dunia setelah AS dan China.

Di bawah perubahan yang diuraikan dalam tiga dokumen, Jepang juga akan memperoleh senjata baru yang dapat menyerang target musuh sejauh 1.000 kilometer dengan rudal yang diluncurkan dari darat atau laut.

Baca juga: Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Balistik, Mendarat di Luar ZEE Jepang

Langkah itu diyakini melanggar konstitusi penolakan perang.

Pasal 9 konstitusi Jepang yang dibuat oleh pasukan pendudukan AS setelah perang dunia kedua, melarang perang dan melarang Jepang menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan perselisihan internasional.

Militer Jepang dikenal sebagai pasukan pertahanan diri, dengan kemampuan terbatas pada peran yang sangat defensif.

Tetapi para kritikus mengatakan hal itu membuat Jepang tidak siap untuk menanggapi ancaman keamanan saat ini, yang ditimbulkan oleh China dan Korea Utara.

Pemilih Jepang secara tradisional skeptis tentang revisi langsung konstitusi, tapi dukungan publik untuk militer yang lebih kuat telah tumbuh sejak perang Ukraina dan di tengah kekhawatiran invasi China ke Taiwan dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan Jepang.

Salah satu dokumen dalam strategi keamanan nasional negara itu, menyebutkan bahwa Jepang menghadapi “lingkungan keamanan nasional yang paling parah dan paling rumit sejak akhir perang.”

Baca juga: Pesawat Pengebom Rusia Berpatroli di Atas Laut Jepang, Ada Apa?

Dalam foto yang disediakan oleh Staf Gabungan Pasukan Bela Diri Jepang ini, tiga pesawat tempur F-15 Pasukan Bela Diri Jepang, depan, dan empat pesawat tempur F-16 Angkatan Bersenjata A.S. terbang di atas Laut Jepang pada hari Rabu , 25 Mei 2022.Joint Staff of the Japanese Self-Defense Force via AP PHOTO Dalam foto yang disediakan oleh Staf Gabungan Pasukan Bela Diri Jepang ini, tiga pesawat tempur F-15 Pasukan Bela Diri Jepang, depan, dan empat pesawat tempur F-16 Angkatan Bersenjata A.S. terbang di atas Laut Jepang pada hari Rabu , 25 Mei 2022.

China juga dinyatakan sebagai “tantangan strategis terbesar yang pernah ada untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas Jepang”, serta “perhatian serius” bagi Jepang dan komunitas internasional.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com