LIMA, KOMPAS.com - Seribu pengunjuk rasa berbaris melalui Lima menuntut pembebasan presiden yang dimakzulkan, Pedro Castillo, sebelum polisi membubarkan demonstrasi dengan gas air mata, melakukan beberapa penangkapan.
"Pedro Castillo, Peru bersamamu!" dan "Jika tidak ada pembebasan, akan ada revolusi!" teriak para pendukung sayap kiri.
Dilansir dari AFP, para pengunjuk rasa di kota Ayacucho dan Puno di Andes selatan, tempat Castillo mendapat banyak dukungan, menuntut pemilihan dini.
Baca juga: Presiden Peru yang Dimakzulkan, Pedro Castillo, Hadapi Tuntutan Pidana
Wapres Castillo, Dina Boluarte mengambil sumpah jabatan tak lama setelah pemungutan suara pemakzulan, bersumpah untuk menjalani sisa masa jabatan Castillo, hingga Juli 2026.
Pengacara berusia 60 tahun itu sekarang harus membentuk kabinet menteri pertamanya, yang akan menjadi indikasi awal apakah dia akan bertahan di kantor.
Namun, tanpa partai politiknya sendiri di Kongres, Boluarte menghadapi perjuangan berat untuk tetap berkuasa.
"Dia tidak punya partai di Kongres, dia sendirian," kata mantan presiden Peru Ollanta Humala kepada televisi lokal Rabu (7/12/2022) malam.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Presiden Peru Dimakzulkan | Komentar Putin soal Perang Nuklir
“Dia tidak memiliki alat untuk memerintah, dia harus menyerukan pemilihan lebih awal,” tambah Humala, yang menjabat dari 2011 hingga 2016.
"Gencatan senjata hari ini akan berlangsung sebulan atau mungkin lebih, tapi kemudian masalah besar negara akan mengemuka," tambahnya.
Tapi kelas berat politik sayap kanan Keiko Fujimori, putri mantan presiden Fujimori, mengatakan partainya akan mendukung presiden baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.