Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres Brasil: Presiden Petahana Tak Mengaku Kalah, tetapi Tidak Halangi Transisi Pemerintahan

Kompas.com - 02/11/2022, 12:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

BRASILIA, KOMPAS.com - Presiden Brasil Jair Bolsonaro menolak memberi selamat atau mengakui kemenangan saingannya, mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, meski hasil penghitungan awal pemilihan presiden (Pilpres) Brasil menunjukkan bahwa dia kalah dengan margin tipis.

Bolsonaro kalah dengan selisih 2,1 juta suara, 50,9 persen (Lula) berbanding 49,1 persen (Bolsonaro), dalam pemilu yang secara luas dilihat sebagai proses demokrasi paling penting bagi Brasil dalam beberapa dekade.

Presiden sayap kanan Brasil itu tetap diam hampir dua hari pasca-Pilpres, tidak mengomentari hasil pemilihan.

Baca juga: Hasil Pilpres Brasil: Lula Menang, Bolsonaro Bungkam

Media lokal menduga politisi populis sayap kanan yang kontroversial itu mungkin bersembunyi di kediaman presidennya diliputi kemarahan, kesedihan, dan ketidakpercayaan.

Dalam penampilan singkat pada Selasa (1/11/2022) sore, Bolsonaro akhirnya memecah keheningan di tengah meningkatnya kemarahan publik atas sikapnya yang tidak demokratis.

“Mimpi kami lebih hidup dari sebelumnya,” kata pria berusia 67 tahun itu kepada wartawan yang telah dipanggil ke istana Alvorada di ibu kota Brasilia, sebagaimana dilansir Guardian.

Namun, Bolsonaro, yang merupakan presiden pertama yang kalah dalam pemilihan ulang dalam sejarah Brasil, tidak menyebutkan pemenang Pilpres Brasil dan tidak mengatakan apakah dia menerima hasilnya atau tidak.

Dia hanya berterima kasih kepada 58 juta pemilih yang telah mendukung kampanyenya yang gagal, tetapi tidak secara eksplisit mengatakan dia akan menghormati kemenangan Lula atau menyinggung 60 juta orang yang memilih lawannya.

Baca juga: Kemenangan Lula da Silva di Pilpres Brasil adalah Kemenangan untuk Demokrasi dan Iklim

“Sebagai presiden dan sebagai warga negara, saya akan terus mengikuti semua perintah konstitusi kita,” kata Bolsonaro dengan ambigu.

Akan tetapi, dia menyinggung klaim tak berdasar bahwa pemilihan Minggu (20/11/2022) tidak adil.

Dia mengatakan, protes pasca-pemilihan yang dilakukan oleh pendukung garis keras – termasuk menggunakan truk dan ban untuk memblokir jalan raya utama – adalah buah dari “kemarahan dan perasaan ketidakadilan tentang bagaimana proses pemilihan berlangsung”.

“Protes damai akan selalu disambut,” kata Bolsonaro, seraya menambahkan, bagaimanapun, penghancuran dan menghalangi hak orang untuk datang dan pergi tidak dapat diterima.

Setelah Bolsonaro menyampaikan pesannya, kepala stafnya Ciro Nogueira mengindikasikan bahwa pemerintahannya tidak akan menentang hasil pemilihan.

“Presiden Jair Bolsonaro … telah memberi wewenang kepada saya bahwa ketika proses hukum berjalan, kami akan memulai proses transisi,” katanya sebagaimana dilansir Guardian.

Baca juga: Lula da Silva Kalahkan Petahana di Pilpres Brasil, Disambut Pengakuan Kilat Pemimpin Dunia

Ancaman hukum

Analis politik Thomas Traumann mengatakan pernyataan Nogueira mewakili pengakuan formal, bahwa Bolsonaro telah kalah dalam pemilihan dan bahwa akan ada pergantian kekuasaan pada akhir tahun.

Mahkamah Agung menggemakan interpretasi itu dalam sebuah pernyataan yang memberi lampu hijau untuk proses transisi, Bolsonaro telah “mengakui hasil akhir pemilihan”.

Traumann meyakini penolakan Bolsonaro untuk secara tegas mengakui kekalahan dan sinyalnya kepada pengunjuk rasa mencerminkan upaya di belakang layar untuk mengamankan semacam amnesti informal, yang akan melindunginya dari penuntutan begitu dia mundur dan kehilangan kekebalan presiden.

Pengamat memprediksi setelah meninggalkan kekuasaan, Bolsonaro kemungkinan akan banyak menghadapi penyelidikan dan tuduhan yang berkaitan dengan berita palsu, perilaku anti-demokrasi, dugaan korupsi dan penanganannya terhadap pandemi Covid yang menewaskan hampir 700.000 warga Brasil.

“Dia jelas takut penjara … jadi yang dia coba lakukan adalah bernegosiasi dengan satu-satunya kartu yang tersisa, yaitu protes jalanan besar-besaran,” kata Traumann.

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com