Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lula da Silva Kalahkan Petahana di Pilpres Brasil, Disambut Pengakuan Kilat Pemimpin Dunia

Kompas.com - 31/10/2022, 13:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

BRASILIA, KOMPAS.com - Mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva berhasil mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam salah satu pemilihan paling signifikan dan menyakitkan dalam sejarah Brasil.

Dengan 99,97 persen sudah suara terhitung, Silva, mantan pekerja pabrik yang menjadi presiden kelas pekerja pertama Brasil tepat 20 tahun yang lalu, telah mendapatkan 50,9 persen suara.

Sementara petahana Bolsonaro, seorang politisi sayap kanan yang terpilih pada 2018 dan terkenal dengan pernyataan serta kebijakan kontroversialnya, menerima 49,10 persen.

Baca juga: Menolak Ditangkap, Politisi Brasil Serang Polisi dengan Tembakan dan Granat

Berbicara kepada wartawan di sebuah hotel di Sao Paulo, Lula bersumpah untuk menyatukan kembali negaranya setelah perlombaan kekuasaan yang memecah belah salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.

“Kita akan menjalani masa damai, cinta, dan harapan baru,” kata pria berusia 77 tahun itu, yang disingkirkan dari pemilihan 2018 setelah dipenjara atas tuduhan korupsi yang kemudian dibatalkan.

Politisi sayap kiri itu pun berjanji akan memerintah untuk 215 juta orang Brasil dan bukan hanya untuk mereka yang memilihnya.

"Tidak ada dua orang Brasil. Kami adalah satu negara, satu orang – bangsa yang besar,” katanya disambut tepuk tangan sebagaimana dilansir Guardian pada Minggu (30/10/2022).

“Tidak ada kepentingan siapa pun untuk membiarkan negara yang terpecah dan dalam keadaan perang yang konstan.”

Baca juga: Aksi Pria Brasil yang Matanya Bisa Melotot Hingga Menonjol sampai 1,8 Cm

Di beberapa jalan di Paulista Avenue, salah satu arteri utama kota, pendukung Lula yang gembira berkumpul untuk merayakan kemenangannya dan kejatuhan seorang presiden sayap kanan radikal yang kepresidenannya menghasilkan tragedi lingkungan dan menyaksikan hampir 700.000 orang Brasil meninggal karena Covid.

“Mimpi kami menjadi kenyataan. Kita harus bebas,” kata Joe Kallif, seorang aktivis sosial berusia 62 tahun yang berada di antara kerumunan yang gembira.

“Brasil berada di tempat yang sangat berbahaya dan sekarang kami mendapatkan kembali kebebasan kami. Empat tahun terakhir sangat mengerikan.”

Gabrielly Soares, seorang siswa berusia 19 tahun, melompat kegirangan saat dia memperingati kemenangan tipis pemimpin yang kebijakan sosialnya membantu dia mencapai pendidikan universitas.

“Saya merasa sangat bahagia … Selama empat tahun Bolsonaro saya melihat keluarga saya tergelincir ke belakang dan di bawah Lula mereka berkembang,” katanya, sebuah spanduk pelangi disampirkan di bahunya.

Baca juga: Kandidat Presiden Brasil Sebut Alasan Neymar Dukung Bolsonaro

Setelah Lula dilaporkan berhasil mengumpulkan lebih dari 59 juta suara dibandingkan 57 juta Bolsonaro, pendukungnya yang gembira, menangis, saling berpelukan dan melemparkan kaleng bir ke udara.

“Bolsonaro … adalah orang jahat. Dia tidak menunjukkan setetes empati atau solidaritas untuk orang lain. Tidak mungkin dia bisa terus menjadi presiden,” kata Soares.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com