Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Akun Twitter Centang Biru? Elon Musk Berencana Tagih Rp 125.000 Per Bulan

Kompas.com - 02/11/2022, 10:22 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pemilik baru Twitter, Elon Musk, berencana mengenakan tarif 8 dollar AS (sekitar Rp 125.000) per bulan kepada pengguna platform media sosial tersebut jika ingin akunnya mendapat centang biru, tanda sebagai akun terverifikasi.

Saat ini, centang biru di Twitter yang disematkan kepada di samping nama akun, biasanya untuk tokoh terkenal, tidak dikenakan biaya.

Musk mengatakan, sebagai salah satu perubahan dalam kepemilikannya atas Twitter, langkah tersebut adalah hal penting untuk memberantas spam atau scam.

Baca juga: Arab Saudi Terlibat Pembelian Twitter oleh Elon Musk, Ada Kepentingan Apa?

Dia menambahkan, pengguna Twitter yang berbayar akan diprioritaskan dalam balasan dan pencarian, serta setengah dari jumlah iklan.

“Kekuatan untuk rakyat! Biru seharga 8 dollar AS per bulan,” kata Musk di Twitter, sebagaimana dilansir BBC.

Di sisi lain, para kritikus menuturkan bahwa jika keputusan tersebut benar-benar diterapkan, bakal mempersulit untuk mengidentifikasi sumber yang dapat dipercaya.

Dalam metode sebelumnya, Twitter memverifikasi pengguna untuk mendapatkan centang biru melalui peninjauan formulir online pendek.

Baca juga: Dewan Perusahaan Twitter Bubar, Elon Musk Jadi Direktur Tunggal

Formulir tersebut disediakan untuk mereka yang identitasnya menjadi target peniruan identitas seperti selebriti, politisi, dan jurnalis.

Perusahaan memperkenalkan sistem verifikasi centang biru pada 2009 setelah menghadapi tuntutan hukum yang menuduhnya tidak melakukan cukup untuk mencegah akun penipu.

Saat mengambil alih Twitter, Musk menghadapi tantangan berat untuk merombak bisnis platform media sosial tersebut, yang tidak menghasilkan laba selama bertahun-tahun.

Musk sebelumnya menyampaikan keinginannya untuk mengurangi ketergantungan Twitter pada iklan.

Baca juga: Elon Musk Miliki Twitter, Trump Optimis: Twitter di Tangan yang Waras, Bukan Radikal Kiri Gila

General Motors, saingan dari perusahaan mobil listrik Tesla yang dimiliki Musk, mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya menangguhkan iklan di Twitter.

Sementara itu, beberapa merek besar lainnya diam-diam menghentikan sementara iklan di platform tersebut guna menunggu untuk melihat bagaimana perubahan apa saja yang dilakukan Musk.

Pada Senin (31/10/2022), salah satu perusahaan periklanan terbesar di dunia, IPG, menyarankan kliennya untuk menangguhkan iklan di Twitter selama sepekan.

Saran tersebut muncul dengan alasan perlunya kejelasan lebih lanjut tentang rencana Twitter untuk memastikan kepercayaan dan keamanan pada platform media sosial itu.

Baca juga: Twitter Diambilalih Elon Musk, India Tak Peduli: Siapa Pun Pemiliknya, Harus Patuhi Aturan Lokal

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com