Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2022, 13:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Ratu Elizabeth II dikenal sebagai salah satu perempuan terkaya di Inggris semasa hidupnya. Saat dinobatkan menjadi ratu 70 tahun lalu, ia mewarisi berbagai istana, perhiasan, dan lahan perkebunan.

Selain itu, ia memiliki beragam hal unik dan tak terduga yang semuanya telah diwariskan kepada putranya, Raja Charles III.

Apa saja warisan mendiang Ratu Elizabeth II kepada Raja Charles III?

Baca juga: Masa Depan Negara Persemakmuran di Bawah Raja Charles III, Bertahan atau Melepaskan Diri?

Gaun-gaun

Ratu Elizabeth kerap memakai busana biru sehingga terdapat spekulasi bahwa biru adalah warna favoritnya.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Ratu Elizabeth kerap memakai busana biru sehingga terdapat spekulasi bahwa biru adalah warna favoritnya.

"Ratu dan ibu suri tidak ingin menjadi penentu fesyen. Hal ini diserahkan kepada orang lain yang kerjanya kurang penting," cetus perancang busana Kerajaan Inggris, Sir Norman Hartnell, dalam wawancara dengan New York Times pada 1953.

Kalimat Sir Norman tersebut dicetuskan pada tahun yang sama ketika Ratu Elizabeth II naik takhta.

Namun, yang menarik adalah pada tahun-tahun selanjutnya sang ratu mengembangkan gaya busananya sendiri yang kemudian menjadi patokan bagi para perempuan terkemuka di dunia Barat.

Ratu Elizabeth II kerap mengenakan sepatu dengan hak setinggi lima Sentimeter (Cm) dan rok di bawah lutut. Pada bagian kelim rok terdapat pemberat guna menghindari kesalahan busana yang tidak patut.

Topi-topi yang dipakai sang ratu kerap berlingkar kecil serta tinggi. Publik jarang menyaksikan Ratu Elizabeth II tanpa kain kerudung, topi, atau tiara kecuali ia berada di dalam ruangan.

Warna-warna pada busananya adalah warna pastel - kerap kuning lemon atau coral.

Busana-busana tersebut cocok baginya dan menjadi semacam contoh bagaimana cara perempuan penguasa berpakaian.

Biru diyakini adalah warna favorit sang ratu dan dia kerap mengenakannya saat menghadiri acara olahraga.

Belum jelas di mana gaun-gaun mendiang Ratu Elizabeth II akan disimpan.

Adapun gaun-gaun mendiang Ratu Victoria dan anggota Keluarga Kerajaan lainnya, seperti Diana, Putri Wales, bisa disaksikan di banyak museum.

Baca juga: Istri Raja Charles III Camilla Jadi Permaisuri, Sahabatnya Beri Tanggapan Ini

Tas jinjing

Isi tas Ratu Elizabeth sejak lama menjadi bahan spekulasi.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Isi tas Ratu Elizabeth sejak lama menjadi bahan spekulasi.

Bagian paling familier pada busana Ratu Elizabeth II mungkin adalah tas jinjingnya.

Sang ratu selalu membawa tas jinjing yang klop dengan busananya saat menghadiri suatu acara. Bahkan ia membawa tas jinjing ketika diabadikan dalam foto resmi terakhirnya.

Tas-tas sang ratu dibuat oleh merek Inggris, Launer. Jumlahnya disebut-sebut mencapai 200 dan semuanya dilengkapi tali yang panjang guna memudahkan sang ratu saat berjabat tangan.

Gerald Bodme, pemilik Launer, menyebut mendiang ratu sebagai perempuan menyenangkan dengan karisma yang besar.

"Ratu mengatakan kepada saya dalam banyak kesempatan bahwa ia tidak merasa berbusana lengkap tanpa tas jinjingnya," papar Bodme kepada BBC.

Soal isi tas ratu, ada banyak kalangan yang mencoba berspekulasi.

Sejumlah komentator mengeklaim tas ratu selalu berisi uang kertas 5 poundsterling yang dilipat untuk kolekte saat misa Minggu, gincu, dan sebuah cermin. Lainnya mengeklaim tas ratu juga berisi sebuah ponsel untuk menghubungi cucu-cucunya.

Tas jinjing ratu juga disebut-sebut sering dipakai untuk berkomunikasi non-verbal dengan stafnya. Jika ia menempatkan tas di atas meja saat makan malam, misalnya, itu adalah tanda bahwa dia ingin agar acara tersebut berakhir.

Baca juga: Raja Charles III Marah gara-gara Pulpen Bocor, sampai Mengumpat

Angsa dan lumba-lumba

Ratu Elizabeth II menyaksikan proses sensus angsa bersama juru penanda angsa untuk Ratu Inggris, David Barber, pada 2009.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Ratu Elizabeth II menyaksikan proses sensus angsa bersama juru penanda angsa untuk Ratu Inggris, David Barber, pada 2009.

Berdasarkan hukum di Inggris, semua angsa putih tanpa tanda kepemilikan di Inggris dan Wales adalah milik Kerajaan.

Setiap tahun sebuah sensus yang disebut dengan istilah upping diterapkan pada semua angsa di Sungai Thames, London.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com