Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Bom dalam Masjid yang Dipenuhi Jemaah Kembali Guncang Afghanistan, Tewaskan Belasan Orang

Kompas.com - 03/09/2022, 20:13 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

HERAT, KOMPAS.com - Ledakan Bom menghancurkan masjid yang ramai di Afghanistan barat pada Jumat (2/9/2022), menewaskan sedikitnya 18 orang. termasuk seorang ulama terkemuka yang dekat dengan Taliban, kata pejabat Taliban dan petugas medis setempat. Sedikitnya 23 orang terluka.

Ledakan di kota Herat meninggalkan halaman Masjid Guzargah dipenuhi jenazah menurut video dari tempat kejadian. Orang-orang berteriak dengan kaget dan ngeri.

Bom meledak saat shalat Jumat, ketika masjid-masjid penuh dengan jemaah.

Baca juga: Taliban Rayakan Setahun Penarikan Tentara AS, Kembang Api Hiasi Langit Afghanistan

Di antara yang tewas adalah Mujib-ul Rahman Ansari, seorang ulama terkemuka yang dikenal di seluruh Afghanistan karena kritiknya terhadap pemerintah negara yang didukung Barat selama dua dekade terakhir.

Ansari terlihat dekat dengan Taliban, yang menguasai negara itu sejak setahun lalu saat penarikan pasukan asing dari Afghanistan.

Kematiannya dikonfirmasi oleh kepala juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.

Tepat sebelum pengeboman, Ansari bertemu dengan wakil perdana menteri pemerintah Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar, yang sedang berkunjung ke Herat di bagian lain kota.

Ansari bergegas dari pertemuan ke masjid untuk melaksanakan shalat, kata seorang ajudan Baradar dalam sebuah tweet yang berduka untuk ulama tersebut sebagaimana dilansir AP.

Baca juga: Taliban: Pakistan Izinkan Drone AS di Wilayah Udaranya untuk Masuk Afghanistan

Saudara laki-laki Ansari, Habib ul Rahman, juga termasuk di antara mereka yang tewas, menurut Islam Jar, gubernur provinsi Herat. Jar mengatakan 23 orang lainnya terluka dalam serangan itu, memperbarui jumlah korban sebelumnya.

Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas ledakan pada Jumat (2/9/2022) itu.

Bulan lalu, pemboman di sebuah masjid di ibu kota Kabul menargetkan dan membunuh seorang ulama pro-Taliban dalam serangan yang diklaim oleh ISIS.

Kelompok teroris itu telah melancarkan kampanye berdarah serangan terhadap sasaran Taliban dan kelompok minoritas, khususnya Syiah yang dianggap oleh ekstremis Sunni IS sebagai sesat. Mereka sering menyerang masjid dengan serangan bunuh diri selama shalat Jumat.

Baca juga: Keluarga Korban Serangan 9/11 Tolak Uang dari Aset Beku Bank Afghanistan: Itu Uang Rakyatnya

Masjid Guzargah Herat, di mana Ansari telah lama menjadi pengkhotbah, menarik pengikut Islam Sunni, aliran dominan di Afghanistan yang juga diikuti oleh Taliban.

Ansari selama bertahun-tahun menjadi duri di pihak pemerintah pro-Barat Afghanistan.

Dalam khotbahnya di Guzargah, ia sempat mendesak banyak pendukungnya untuk melakukan protes terhadap pemerintah dan berkhotbah menentang hak-hak perempuan.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) beranggotakan 57 negara mengutuk serangan pada Jumat (2/9/2022).

Badan negara-negara Muslim yang berbasis di Saudi "tetap sangat prihatin bahwa serangan dan ledakan sporadis di berbagai provinsi di seluruh negeri terus merusak keamanan dan perdamaian sosial rakyat Afghanistan," katanya dalam sebuah pernyataan.

“OKI memperbarui solidaritas tegas dengan Afghanistan dan rakyatnya yang telah lama menderita.”

Baca juga: Mantan Presiden Afghanistan Sebut Kesepakatan Trump dan Taliban adalah Bencana

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com