Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Terkaya di Asia Kehilangan Separuh Hartanya karena Krisis Properti China

Kompas.com - 30/07/2022, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Yang Huiyan, perempuan terkaya di Asia, kehilangan lebih dari setengah kekayaannya selama setahun terakhir karena sektor properti China diguncang krisis keuangan.

Pemegang saham mayoritas di raksasa properti Country Garden ini, kehilangan kekayaan lebih dari 52 persen menjadi 16,1 miliar dollar AS (Rp 239 triliun), dari sebelumnya 33,9 miliar dollar AS.

Rabu kemarin, nilai kekayaan Huiyan mengalami pukulan besar ketika sahamnya di Country Garden yang terdaftar di bursa Hong Kong turun 15 persen setelah perusahaan itu mengumumkan penjualan saham baru untuk mendapatkan uang tunai.

Baca juga: Krisis Properti China, Evergrande Akan Jual Lagi Kantor Pusatnya di Hong Kong

Huiyan mewarisi kekayaan ketika ayahnya, pendiri Country Garden, Yang Guoqiang, melakukan transfer seluruh sahamnya kepadanya pada tahun 2005.

Dia menjadi perempuan terkaya di Asia dua tahun kemudian, setelah penawaran umum perdana perusahaan pengembang ini di bursa saham Hong Kong.

Tapi status itu sekarang mendapatkan tantangan dari taipan bahan kimia, Fan Hongwei yang menjadi runner-up dengan kekayaan bersih 16 miliar dollar AS pada Kamis (28/7/2022).

Sebelumnya, Pemerintah China memperketat utang berlebihan di sektor properti pada 2020, menyebabkan pemain utama seperti Evergrande dan Sunac kesulitan untuk melakukan pembayaran.

Baca juga: Dampak Krisis Properti di China, Wanita Terkaya di Asia Kehilangan 52 Persen Kekayaannya

Raksasa properti tersebut terpaksa melakukan negosiasi ulang dengan kreditur saat mereka nyaris jatuh bangkrut.

Konsumen properti di China marah karena konstruksi rumah yang mereka beli mengalami keterlambatan serta penundaan. Para konsumen menghentikan pembayaran cicilan KPR untuk rumah yang mereka beli namun belum selesai.

Meskipun Country Garden relatif tidak terpengaruh oleh gejolak industri properti, namun para investor khawatir dengan pengumuman perusahaan yang berencana mengumpulkan lebih dari 490 juta dollar AS melalui penjualan saham, sebagian untuk membayar utang.

"Hasil dari penjualan saham akan digunakan untuk membiayai kembali utang luar negeri yang ada, modal kerja umum dan untuk pembangunan di masa depan," kata Country Garden dalam keterangan kepada bursa saham Hong Kong.

Baca juga: Penyebab Krisis Properti di China dan Kenapa Bisa Bahayakan Dunia

Regulator perbankan China telah mendesak lembaga pemberi pinjaman untuk mendukung sektor properti dan memenuhi kebutuhan pembiayaan yang wajar di tengah kekhawatiran krisis ini akan menular ke sektor keuangan.

Sektor properti diperkirakan menyumbang 18 hingga 30 persen dari PDB China dan merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi negara itu.

Para analis memperingatkan bahwa industri ini telah terjebak dalam lingkaran setan yang semakin mengurangi kepercayaan konsumen, menyusul pertumbuhan terburuk sejak pandemi Covid-19.

Baca juga: Krisis Properti China Memburuk, Dua Bos Evergrande Mengundurkan Diri, 200 Proyek Mangkrak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com