Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bobol Properti Milik Presiden Afrika Selatan, Pencuri Malah Temukan Rp 60 Miliar Diduga Uang Korupsi

Kompas.com - 13/06/2022, 14:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber DW

PRETORIA, KOMPAS.com - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dituduh mencuri dan menyembunyikan jutaan dolar di salah satu peternakannya dalam skandal korupsi terbaru yang dapat menggagalkan rencananya untuk terpilih kembali.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa akan menghadap Komisi Integritas Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa untuk menanggapi tuduhan bahwa ia mencuri jutaan dolar.

Baca juga: Gupta Bersaudara yang Dituduh jadi Biang KKN di Afrika Selatan Tertangkap di UEA

Skandal korupsi terbaru di sekitar Ramaphosa dimulai ketika seorang mantan direktur intelijen, Arthur Fraser, membuka pengaduan terhadap Presiden.

Dalam pernyataan tertulis kepada polisi yang bocor, Fraser menuduh bahwa pada 9 Februari 2020, perampok menargetkan peternakan hewan buruan Ramaphosa di provinsi Limpopo utara dan menemukan 4 juta dollar AS (nyaris Rp 60 miliar) dalam mata uang asing yang disembunyikan di dalam furnitur.

Para penjahat itu ditangkap dan uangnya dikembalikan dari mereka, kata surat pernyataan itu. Tetapi orang-orang itu kemudian dibayar agar merahasiakan apa yang mereka temukan.

Fraser menuduh Ramaphosa melakukan pencucian uang, penculikan dan korupsi.

Tetapi Presiden Afrika Selatan itu menanggapi tuduhan itu dan mengatakan “tangannya bersih”.

Dana itu menurutnya pribadi, bukan uang publik.

"Saya dalam bisnis ternak dan bisnis permainan. ... Saya membeli dan menjual hewan," kata Ramaphosa pada Minggu (5/6/2022) sebagaimana dilansir dari DW.

Baca juga: Infeksi Kembali Naik, Afrika Selatan Diperkirakan Masuki Gelombang Kelima Covid-19 Lebih Awal

Dia menambahkan bahwa penjualan hewan kadang-kadang melalui uang tunai atau transfer.

"Jadi ini jelas transaksi bisnis penjualan hewan."

Lebih banyak pertanyaan daripada jawaban

Akan tetapi, reaksi Ramaphosa menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, menurut ilmuwan politik Lukhona Mnguni.

Pertanyaan kritis yang perlu diluruskan presiden adalah legalitas uang tersebut, katanya.

"Ada perdagangan, dan ada pendapatan yang diperolehnya. Apakah dia mengumumkan pendapatan ini sehingga dia dapat dikenakan pajak dengan tepat?" kritik Mguni.

"Masalah kedua adalah apakah ada yang ditutup-tutupi?"

Halaman:
Sumber DW
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com