Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Parlemen Rusia: Pindahkan Rudal Hipersonik dalam Jarak Menyerang ke AS!

Kompas.com - 05/07/2022, 19:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Anggota Parlemen Rusia menyerukan untuk memindahkan senjata hipersonik dalam jarak menyerang ke Amerika Serikat (AS), sehingga memicu krisis rudal Kuba baru atas konflik Ukraina menurut potongan video dari media Kremlin di media sosial.

Julia Davis dari The Daily Beast membagikan video tersebut ke halaman Twitter-nya. Video tersebut sejauh ini telah dilihat lebih dari 132.000 kali sejak di unggah pada Minggu (3/7/2022).

Baca juga: Jawaban Rusia Saat Ditanya Keterlibatan dalam Kerusuhan di Uzbekistan

Cuplikan itu menunjukkan Anggota Parlemen Rusia (State Duma) Andrei Gurulyov, berbicara di TV pemerintah Rusia dan membahas perlunya resolusi konflik Rusia-Ukraina, yang masih berlangsung.

Gurulyov mengatakan memindahkan senjata hipersonik Rusia dalam jarak serang dari wilayah AS akan memaksa Presiden Joe Biden untuk datang ke meja perundingan dengan Rusia, dan berhenti memasok Ukraina dengan senjata untuk konflik.

Gurulyov berbicara dalam bahasa Rusia tetapi terjemahan bahasa Inggris berjalan di sepanjang bagian bawah layar. Tidak jelas kapan rekaman itu direkam.

"Saat ini, mereka mengirimkan MLRS (Multiple Launch Rocket System), howitzer, mereka akan mengirimkan apa pun ke sana (Ukraina) hingga bom nuklir, hanya untuk tidak membiarkan kita menang," katanya, merujuk pada komitmen negara-negara Barat untuk memasok Ukraina dengan senjata.

"Selanjutnya, mereka akan mengirim pesawat, sistem anti-pesawat, kemudian sistem anti-rudal dan seterusnya dan seterusnya, mereka tidak akan diam."

Baca juga: NATO Buat Swedia dan Finlandia Tak Lagi Netral, Sepakat Anggap Rusia Ancaman

Baca juga: Perintah Baru Putin Setelah Rusia Kuasai Seluruh Luhansk Ukraina

Gurulyov melanjutkan dengan menggambarkan bagaimana Rusia bisa berhasil dalam "denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina."

Menurutnya, setiap kondisi detente (pengurangan ketegangan) terjadi setelah “krisis yang baik”, seperti detente pasca Krisis Rudal Kuba.

Hal itu, kata dia, bisa terjadi karena selama Krisis Rudal Kuba, ada ancaman langsung ke wilayah AS yang tidak segera mereka tanggapi.

"Kita harus menciptakan keadaan serupa karena AS berada di balik semua ini dan yang lainnya berada di bawah kendali mereka.”

“Kita berada lebih maju dari semua orang dengan senjata hipersonik, senjata hipersonik kita seharusnya, tidak hanya di atas kapal induk tradisional, tetapi juga dibawa ke sekitar Amerika Serikat,” tambahnya.

Lebih lanjut kata dia, rudal hipersonik dengan waktu terbang maksimal lima menit, bisa membuat Biden duduk gagap di Gedung Putih, tetapi akhirnya akan memikirkan bagaimana bernegosiasi.

"Itu adalah satu-satunya skenario bagi kami untuk dapat melakukan denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina."

Baca juga: Putin: Saya Siap Krisis Rudal Kuba Lain jika Ada yang Menginginkannya

Baca juga: Prediksi Fokus Rusia Selanjutnya Setelah Kuasai Luhansk Ukraina

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-131 Serangan Rusia ke Ukraina, Perintah Baru Putin, Pertempuran Mematikan di Donetsk

Ketika moderator menimpali bahwa itu (denazifikasi dan demiliterisasi) “seharusnya tidak terbatas pada ukraina?”, politisi Rusia itu menanggapi: “Ohh…. senang mendengarnya.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com