Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Pasca Gempa Dasyat, Pemimpin Taliban Minta Dunia Jangan Ikut Campur di Afghanistan

Kompas.com - 02/07/2022, 12:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

 

KABUL, KOMPAS.com - Pemimpin tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada menyerukan pada Jumat (1/7/2022) agar dunia berhenti memberi tahu mereka bagaimana menjalankan Afghanistan.

Dia pun bersikeras bahwa hukum syariah adalah satu-satunya model untuk negara Islam yang sukses.

Baca juga: Gempa Afghanistan: Korban Tewas Meningkat Melebihi 1.000 Jiwa, Taliban Memohon Bantuan

"Mengapa dunia mencampuri urusan kita?" tanyanya dalam pidato selama satu jam yang disiarkan oleh radio pemerintah sebagaimana dilansir AFP.

"Mereka mengatakan 'mengapa kamu tidak melakukan ini, mengapa kamu tidak melakukan itu?' Mengapa dunia ikut campur dalam pekerjaan kita?"

Akhundzada tidak pernah difilmkan atau difoto di depan umum sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus lalu. Dia dikatuhi tak lain hanya melalui satu foto tunggal tak bertanggal dan beberapa rekaman audio pidato, dan hampir tidak memiliki jejak digital.

Namun para analis mengatakan mantan hakim pengadilan syariah tersebut memiliki pegangan yang kuat pada gerakan tersebut. Dia juga menyandang gelar "Panglima Setia".

Pemimpin Taliban itu jarang meninggalkan Kandahar, tempat kelahiran dan jantung spiritual Taliban.

Dalam kemunculannya yang langka ini, dia berpidato di depan pertemuan besar para ulama di ibu kota Afghanistan yang dipanggil untuk mengikuti kekuasaan kelompok garis keras itu.

Baca juga: Dua Pejabat Taliban Dilarang Bepergian ke Luar Negeri karena Aturan Pembatasan bagi Wanita Afghanistan

Lebih dari 3.000 ulama berkumpul di Kabul sejak Kamis (1/6/2022) untuk pertemuan tiga hari khusus laki-laki. Penampilan Akhundzada telah dikabarkan selama berhari-hari - meskipun media dilarang meliput acara tersebut.

Kedatangannya di aula pertemuan disambut dengan sorak-sorai dan nyanyian, termasuk "Hidup Imarah Islam Afghanistan", nama Taliban untuk negara itu.

Akhundzada tidak menyebutkan subjek yang banyak disorot dunia internasional soal hak-hak perempuan dalam pidatonya.

Sebagian besar kotbahnya terbatas pada menyuruh umat beriman untuk secara ketat, menjalankan prinsip-prinsip agaman dalam kehidupan dan pemerintahan.

Aktivis hak-hak perempuan mengecam kurangnya partisipasi mereka.

"Perempuan harus menjadi bagian dari keputusan tentang nasib mereka," kata Razia Barakzai kepada AFP, Kamis (30/6/2022).

Kemunculan Akhundzada terjadi seminggu setelah gempa kuat melanda bagian timur negara itu, menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com