Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekutu Putin: Siapa Bilang Ukraina Masih Eksis 2 Tahun Lagi?

Kompas.com - 16/06/2022, 19:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com –  Sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Medvedev, mempertanyakan apakah Ukraina masis eksi dalam dua tahun mendatang.

“Hanya bertanya. Siapa bilang dalam dua tahun Ukraina masih ada di peta dunia?” tulis Medvedev di saluran Telegramnya, sebagaimana dilansir Newsweek, Rabu (15/6/2022).

Sebelumnya, muncul sebuah laporan bahwa AS mungkin mempertimbangkan untuk memasok Ukraina dengan gas alam yang dicairkan (LNG).

Baca juga: Macron, Scholz, dan Draghi Akhirnya Kunjungi Kyiv, Tunjukkan Dukungan untuk Ukraina

Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, menulis kalimat tersebut setelah laporan mengenai AS dan LNG untuk Ukraina muncul.

“Saya melihat pesan bahwa Ukraina ingin menerima LNG dari pemiliknya di luar negeri dengan pembayaran untuk pengiriman dalam 2 tahun. Jika tidak, musim dingin yang akan datang akan membeku,” tulis Medvedev, yang juga merupakan mantan Presiden Rusia.

“Amerika tidak peduli lagi. Mereka telah berinvestasi begitu banyak dalam proyek anti-Rusia sehingga yang lainnya tidak berarti apa-apa bagi mereka,” tambah Medvedev.

Beberapa hari sebelumnya, Medvedev mengeluarkan peringatan kepada komunitas internasional.

Baca juga: Biden Umumkan Bantuan Senjata Rp 14,74 Triliun, Ukraina Langsung Minta Ini

Dia menyampaikan bahwa Empat Penunggang Kuda Akhir Zaman dalam Kitab Wahyu akan datang.

Medvedev menambahkan bahwa segala sesuatunya telah dimulai.

“Namun, seseorang masih dapat mencoba untuk meredakan situasi internasional ini,” tutur Medvedev.

Lebih dari 100 hari sejak invasi ke Ukraina dimulai, Rusia saat ini fokus untuk merebut wilayah timur Ukraina, Luhansk dan Donetsk.

Pertempuran semakin intensif di Kota Severodonetsk, daerah strategis yang dapat menentukan nasib wilayah timur Ukraina alias Donbass.

Baca juga: Misteri Babushka Z, Nenek yang Jadi Ikon Propaganda Rusia dalam Invasi ke Ukraina

Dalam pembaruan pada Rabu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa setelah pertempuran sengit lebih dari sebulan, pasukan Rusia sekarang menguasai sebagian besar Severodonetsk.

“Taktik perang kota Rusia, yang bergantung pada penggunaan artileri berat, telah menghasilkan kerusakan tambahan yang luas di seluruh kota,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.

Angkatan Bersenjata Ukraina, bersama dengan beberapa ratus warga sipil, saat ini berlindung di bunker bawah tanah di Pabrik Kimia Azot, Severodonetsk.

“Pasukan Rusia kemungkinan akan ditempatkan di dalam dan sekitar Azot sementara pejuang Ukraina bertahan di bawah tanah,” ujar Kementerian Pertahanan Inggris.

“Ini kemungkinan akan mencegah Rusia untuk menugaskan kembali unit-unitnya untuk misi di tempat lain untuk sementara waktu,” tambah Kementerian Pertahanan Inggris.

Baca juga: Dituduh Setengah Hati Bantu Ukraina, Pemimpin dari Tiga Negara Terbesar Uni Eropa Akan ke Kyiv

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com