WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (15/6/2022) mengumumkan bantuan senjata senilai 1 miliar dollar AS (Rp 14,75 triliun) untuk Ukraina yang mencakup sistem roket anti-kapal, roket artileri, howitzer, dan amunisi.
Biden mengatakannya dalam panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Amerika Serikat memberikan bantuan keamanan senilai 1 miliar dollar lagi untuk Ukraina, termasuk artileri tambahan dan senjata pertahanan pantai, serta amunisi untuk artileri dan sistem roket canggih,” kata Biden setelah panggilan telepon selama 41 menit, dikutip dari Reuters.
Baca juga: PBB: Terlalu Dini Sebut Rusia Lakukan Kejahatan Perang di Ukraina
Biden juga mengumumkan bantuan kemanusiaan tambahan 225 juta dollar AS (Rp 3,3 triliun) untuk membantu orang-orang di Ukraina, termasuk dengan memasok air minum yang aman, pasokan medis dan perawatan kesehatan penting, makanan, tempat tinggal, dan uang tunai bagi keluarga untuk membeli barang-barang pokok.
Paket senjata terbaru untuk Ukraina termasuk 18 howitzer, 36.000 butir amunisi, dua Harpoon sistem pertahanan pantai, roket artileri, radio keamanan, ribuan perangkat penglihatan malam, dan dana untuk pelatihan, kata Pentagon.
Sementara itu di Kyiv, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk berterima kasih dan melayangkan permintaan.
"(Saya) menekankan bahwa kami sangat membutuhkan lebih banyak senjata berat yang dikirim lebih rutin," katanya di Twitter.
Baca juga:
Pada Mei, pemerintahan Biden mengumumkan rencana memberikan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 untuk Ukraina setelah menerima jaminan dari Kyiv bahwa mereka tidak akan menggunakannya untuk menembak target di dalam wilayah Rusia.
Biden memberlakukan syarat itu sebagai upaya menghindari eskalasi perang di Ukraina.
Artileri roket dalam paket bantuan ini akan memiliki jangkauan sama seperti roket yang dikirim AS sebelumnya dan didanai menggunakan Otoritas Penarikan Presiden, atau PDA.
Dengan PDA, presiden AS dapat mengizinkan transfer barang dan layanan dari persediaan negara tanpa persetujuan kongres sebagai tanggapan atas situasi darurat, kata sumber yang berbicara dengan syarat anonim.
Baca juga: Putin Akhirnya Akui Operasi di Ukraina adalah Perampasan Wilayah, Ini yang Dikatakan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.