Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Izinkan PNS Kerja Empat Hari Seminggu, Sisa Waktunya Diminta untuk Bertani

Kompas.com - 14/06/2022, 22:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNA

COLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka menyetujui waktu empat hari kerja seminggu bagi pegawai negeri sipil, dan mendorong mereka menggunakan waktu sisanya untuk bercocok tanam demi negara di tengah krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.

Kabinet Sri Lanka pada Senin (13/6/2022) malam menyetujui proposal bagi pekerja sektor publik untuk diberikan cuti setiap Jumat selama tiga bulan ke depan.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, Sebagian Warganya Lari ke Luar Negeri, termasuk Pegawai Negeri

Kebijakan itu diberlakukan sebagian karena kekurangan bahan bakar kronis di seluruh negeri yang membuat perjalanan menjadi sulit, dan juga untuk mendorong mereka bertani.

"Tampaknya tepat untuk memberikan cuti satu hari kerja kepada pejabat pemerintah ... untuk terlibat dalam kegiatan pertanian di halaman belakang mereka atau di tempat lain sebagai solusi untuk kekurangan pangan," kata kantor informasi pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Selasa (14/6/2022) sebagaimana dilansir CNA.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu memperingatkan krisis kemanusiaan yang membayangi negara Asia Selatan itu dan berencana memberikan 47 juta dollar AS (hampir Rp 700 miliar) untuk membantu lebih dari satu juta orang yang rentan.

Negara kepulauan, yang mempekerjakan sekitar satu juta orang di sektor publiknya, telah dilanda kekurangan devisa yang parah, yang membuatnya berjuang untuk membayar impor bahan bakar, makanan, dan obat-obatan yang kritis.

Baca juga: Presiden Sri Lanka Menolak Mundur dan jadi Presiden Gagal, Bertekad Selesaikan Masa Jabatan

Banyak dari 22 juta penduduk negara itu harus mengantri di pom bensin selama berjam-jam dan telah mengalami pemadaman listrik yang lama selama berbulan-bulan.

Sementara itu depresiasi mata uang, kenaikan harga komoditas global dan kebijakan melarang pupuk kimia mendorong inflasi makanan menjadi 57 persen pada April.

Pemerintah Sri Lanka kini sedang dalam pembicaraan untuk paket bailout dengan Dana Moneter Internasional dan delegasi diharapkan di Colombo pada 20 Juni.

Amerika Serikat (AS) juga siap membantu, dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan setelah panggilan telepon dengan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Senin (13/6/2022) malam.

"Selama masa-masa yang menantang secara ekonomi dan politik ini, AS siap bekerja dengan Sri Lanka, dalam koordinasi yang erat dengan Dana Moneter Internasional dan komunitas internasional," kata Blinken di Twitter.

Wickremesinghe mengatakan bulan ini Sri Lanka membutuhkan setidaknya 5 miliar dollar AS untuk memenuhi impor penting sepanjang sisa tahun ini.

Baca juga: Krisis Sri Lanka Makin Buruk, Ribuan Anak Berisiko Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com