Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei di Thailand: Mayoritas Responden Terima Jenis Kelamin Ketiga dan Setuju Legalitas Pernikahan Sesama Jenis

Kompas.com - 13/06/2022, 19:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Berdasarkan survei opini yang dilakukan oleh National Institute of Development Administration (NIDA) Thailand atau NIDA Poll, ditemukan bahwa sebagian besar responden mengatakan orang-orang dari "jenis kelami ketiga" atau "gender ketiga" dapat diterima oleh mereka. 

Dilansir dari Bangkok Post, Senin (13/6/2022), jajak pendapat ini dilakukan pada 8-10 Juni melalui wawancara telepon dengan 1.310 orang berusia 15 tahun ke atas dari berbagai tingkat pendidikan dan pekerjaan di seluruh negeri.

Ditanya apakah orang dari jenis kelamin ketiga dapat diterima oleh mereka sebagai teman atau kolega di tempat kerja, 92,82 persen responden mengatakan "ya" dan 7,18 persen mengatakan "tidak".

Baca juga: Poligami di Thailand, Tak Diakui Negara, tapi Jadi Gaya Hidup

Begitu pula ketika ditanya apakah mereka akan menerima anggota keluarga dengan jenis kelamin ketiga.

Sebagian besar atau 90,61 persen responden menjawab "ya" untuk pertanyaan tersebut, 9,31 persen mengatakan "tidak", dan 0,08 persen tidak menjawab atau tidak yakin.

Jenis kelamin ketiga adalah sebuah konsep mengenai satu individu yang diidentifikasi bukan merupakan pria ataupun perempuan baik oleh diri mereka sendiri maupun masyarakat.

Untuk pertanyaan apakah masyarakat dari jenis kelamin ketiga mesti diizinkan untuk mengubah gelar kehormatan (thai honorifics) sebelum nama mereka, 63,59 persen responden mengatakan "ya", 36,18 persen mengatakan "tidak", dan 0,23 persen tidak menjawab atau tidak yakin.

Baca juga: Daftar Negara di Asia Tenggara yang Boleh dan Tak Memperbolehkan Poligami

Dari 833 responden yang setuju untuk mengizinkan orang dari jenis kelamin ketiga untuk mengubah gelar kehormatan mereka, ketika ditanya kelompok mana yang harus diizinkan untuk melakukannya, 57,62 persen mengatakan semua kelompok dan 42,38 persen mengatakan hanya mereka yang telah mengalami perubahan jenis kelamin.

Sementara itu, ketika ditanya tentang legalisasi pernikahan sesama jenis, 79,62 persen responden setuju dan 20,38 persen tidak setuju.

Istri kedua (kiri) dan istri pertama dari pria Thailand bernama Wacharatorn Srionam atau yang lebih dikenal sebagai Tum sedang bekerja sama menjalani bisnis toko mi.Sanook via Thai Resident Istri kedua (kiri) dan istri pertama dari pria Thailand bernama Wacharatorn Srionam atau yang lebih dikenal sebagai Tum sedang bekerja sama menjalani bisnis toko mi.

Sedangkan, ketika ditanya apakah harus ada kotak centang jenis kelamin ketiga pada formulir resmi, 77,63 persen responden mengatakan "ya", 22,14 persen mengatakan "tidak", dan 0,23 persen tidak menjawab atau tidak yakin.

Baca juga: Hari Ini, Thailand Resmi Legalkan Penanaman Ganja, Pendaftar Membeludak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com