Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Akan Hapus 5 Kelompok Ekstremis Ini dari Daftar Organisasi Teroris Asing

Kompas.com - 16/05/2022, 21:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat bersiap untuk menghapus lima kelompok ekstremis dari daftar organisasi teroris asing (FTO), termasuk beberapa kelompok yang pernah menimbulkan ancaman signifikan, menewaskan ratusan bahkan ribuan orang di seluruh Asia, Eropa, dan Timur Tengah.

Kelima kelompok ekstremis itu diyakini sudah tidak aktif. Akan tetapi, keputusan tersebut sensitif secara politik bagi pemerintahan Joe Biden dan negara-negara tempat organisasi itu beroperasi.

Baca juga: Putin Disebut Perintahkan Serangan Teroris di Situs Nuklir Chernobyl

Keputusan itu juga dinilai dapat memicu kritik dari para korban dan keluarga yang kehilangan orang-orang terkasih akibat aksi teror sebelumnya.

Adapun organisasi yang akan dihapus dari daftar yakni kelompok separatis Basque ETA, sekte Jepang Aum Shinrikyo, kelompok Yahudi radikal Kahane Kach, dan dua kelompok Islam yang pernah aktif di Israel, wilayah Palestina dan Mesir.

Departemen Luar Negeri AS memberitahu Kongres pada Jumat (14/5/2022) tentang langkah tersebut, bersamaan dengan perdebatan yang semakin memecah belah, tetapi tidak saling terkait di Washington dan di tempat lain.

Pro-kontra tersebut salah satunya terkait apakah Garda Revolusi paramiliter Iran harus atau dapat dihapus secara legal dari daftar AS, sebagai bagian dari upaya untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran yang lemah.

Dalam pemberitahuan terpisah kepada anggota parlemen, Departemen Luar Negeri AS mengatakan sebutan teroris untuk kelima kelompok itu akan secara resmi dihapus.

Penetapannya kemungkinan ketika itu dipublikasikan dalam Daftar Federal pada pekan depan.

Baca juga: Turki Luncurkan Operasi Anti-teror Lintas Batas Targetkan Kelompok PKK di Irak Utara

Pertimbangan keputusan

Salinan pemberitahuan, yang semuanya ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu (11/5/2022), diperoleh oleh AP.

Blinken menegaskan bahwa pengambilan keputusan didasarkan pada tinjauan administratif, yang secara hukum wajib dilakukan setiap lima tahun.

"Mencabut penunjukan FTO, memastikan sanksi terorisme kami sesuai dan kredibel, dan tidak mencerminkan perubahan dalam kebijakan terhadap kegiatan masa lalu salah satu organisasi ini," kata Departemen Luar Negeri pada Minggu (15/5/2022).

Tinjauan tersebut mempertimbangkan apakah kelompok yang dimaksud masih aktif, apakah mereka melakukan tindakan teroris dalam lima tahun sebelumnya, dan apakah penghapusan dari daftar akan menjadi kepentingan keamanan nasional AS.

Berdasarkan undang-undang yang membuat daftar tersebut, menteri luar negeri AS dapat menghapus grup yang dianggapnya tidak lagi sesuai dengan kriteria.

Baca juga: Risiko Bencana dan Teror Nuklir dalam Perang Ukraina Vs Rusia

Dampak penghapusan dari daftar hitam

Menghapus kelompok-kelompok tersebut dari daftar memiliki efek langsung berupa pencabutan berbagai sanksi.

Itu termasuk diantaranya pencabutan pembekuan aset dan larangan perjalanan, serta larangan bagi warga Amerika manapun yang memberikan dukungan materi kepada kelompok atau anggotanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com