“UKRAINE and the threat of nuclear war: Why do we fail to consider the danger?” Ukraina dan ancaman bencana perang nuklir, mengapa kita gagal melihat bahayanya? Begitu judul tulisan Ira Helfand, MD, penerima anugerah Nobel Perdamaian tahun 1985, di The Nation edisi 8 Februari 2022.
Bukan hanya Ira Herfand, MD, yang cemas terhadap risiko bencana, teror, dan perang nuklir.
“As Ukraine looks like a country teetering on the edge of war, there's an important factor to keep an eye on: The country's 15 nuclear reactors!” Ketika Ukraina berada di ambang perang, faktor penting ialah 15 reaktor nuklir di sana! Begitu Rick Noack merilis risiko bencana nuklir (nuclear disaster), jika terjadi perang di zona Ukraina, delapan tahun silam pada The Washington Post, edisi 4 September 2014.
Baca juga: Dampak Mengerikan Perang Nuklir
Ukraina mewariskan jejak trauma bencana nuklir di Eropa. Pripyat, kota para pekerja pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, diberi label ‘the ghost city’. Jejak alam bencana nuklir pada reaktor nuklir Nomor 4 pembangkit listrik Chernobyl, 26 April 1986, terhebat dari jumlah korban jiwa dan kerugian material selama ini (Black, 2011), berjarak dua mil dari Pripyat, utara Ukraina. Hingga tahun 2019, bencana nuklir itu menelan biaya kira-kira 68 miliar dollar AS (Johnson, 2006).
Ingatan dan jejak tragedi-bencana nuklir Chernobyl sulit terhapus hingga awal abad ini. Bermil-mil dari zona Chernobyl - jamur di hutan, truk tertinggal di parkir, mainan anak di kamar bayi, hingga ranjang di rumah sakit- mengandung radioaktif sangat berisiko bagi kesehatan manusia, seperti risiko kanker, dan makhluk hidup lainnya.
Zona Chernobyl masih sangat berbahaya mungkin selama puluhan ribu tahun akan datang di planet Bumi. Karena itu, pada Juli 2019, sebanyak 200 metrik ton uranium, plutonium, bahan bakar cair, dan debu iradiasi akhirnya terbungkus di bawah struktur baja dan beton senilai 1,35 miliar euro (John Vidal, 2019).
Tragedi Chernobyl terjadi pada masa damai. Hari-hari ini, mimpi buruk bencana nuklir Chernobyl muncul lagi di Eropa saat Perang Rusia vs Ukraina pecah sejak 24 Februari 2022.
Kepala badan regulasi nuklir Ukraina, Sergej Boschko (2014) pernah mengingatkan, reaktor nuklir pembangkit listrik di Ukraina, berisiko tanpa perlindungan terhadap serangan militer dengan amunisi yang mampu menembus lapisan tebal beton pelindung. Sebanyak 15 reaktor nuklir di Ukraina, tidak dirancang untuk zona perang (Acton, 2022).
Ini berbeda dengan instalasi sistem pertahanan terhadap serangan udara pada pembangkit listrik tenaga nuklir di Perancis. Maka muncul kecemasan terkait chaos di Ukraina. Sebab limbah-nuklir dapat membawa risiko dirty bombs saat perang.
Baca juga: Putin Disebut Perintahkan Serangan Teroris di Situs Nuklir Chernobyl
Khusus keamanan 15 reaktor nuklir Ukraina, pada April 2014, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengirim tim ahli-sipil ke Ukraina. Tim itu menjadi penasihat Pemerintah Ukraina bidang keamanan infrastruktur reaktor nuklir. Namun, risiko bencana nuklir bukan zero; bahkan Waster Isolation Pilot Plant di New Mexico (Amerika Serikat) dengan kedalaman kubur limbah-nuklir 655 meter atau Yucca Mountain di Nevada (Amerika Serikat) hingga tingkat aman dari serangan bom, tetap saja memiliki risiko limbah-radioaktif nuklir.
Risiko bencana nuklir selalu akibat ulah-manusia (H Funabashi, 2012). Misalnya, dari pelajaran bencana nuklir Fukushima 11 Maret 2011 di Jepang, sosiolog Koichi Hasegawa (2012) menyebut ‘atomic circle’ yaitu mata-rantai politisi, pemerintah, akademisi, industri, dan pers adalah aktor utama pemicu risiko bencana nuklir saat damai atau perang.
Hasegawa (2012) membayangkan, zona Asia Timur dapat bebas dan steril dari risiko bencana dan horor nuklir sejak bencana nuklir Fukushima tahun 2011. “We should try and learn from all of this in building a post-nuclear East Asia. This would be the greatest lesson from the tragic Fukushima disaster and the greatest message to East Asia, the world and future generations,” tulis Hasegawa (2012).
Awal abad 21, sebanyak 15 reaktor nuklir sipil-oprasional pada empat situs di Ukraina melayani 50 persen kebutuhan energi Ukraina (lihat Gambar 1). Ke-15 reaktor ini termasuk tipe VVET Rusia; dua pembangkit listrik menggunakan model 440 MWe V-312 dan sisanya unit-unit 1000 Mwe.
Bennett Ramberg (2022) melihat 15 reaktor nuklir Ukraina dapat menjadi ranjau-radiologis (radiological mines) saat perang. Alasannya, infrastruktur pembangkit listrik sering menjadi target dalam pertempuran. Namun, reaktor nuklir sangat berbeda dengan pembangkit listrik lainnya. Reaktor nuklir mengandung radio-aktif. Serangan artileri atau bom dapat merusak saluran pendingin reaktor nuklir yang sangat vital menjaga inti reaktor tetap stabil.