Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beasiswa Mahasiswa Papua Barat Dibatalkan Tanpa Peringatan

Kompas.com - 22/04/2022, 22:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Ia pun sudah diberhentikan.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Indonesia Betah Kuliah di Australia, Ini Berbagai Sebabnya...

"Mereka hanya menyuruh kami pulang dan tidak ada lagi harapan untuk kami," ujar Jaliron.

University of South Australia dalam pernyataannya mengatakan telah bekerja sama dengan siswa dan pemerintah Papua sejak permulaan studi dua tahun yang lalu.

"Kami terus menyediakan berbagai dukungan bagi siswa di masa yang menyulitkan ini," ujar juru bicara universitas tersebut.

Setidaknya 84 mahasiswa di Amerika dan Kanada, ditambah 41 siswa di Selandia Baru, juga telah diberitahu pemerintah Papua bahwa beasiswa mereka telah habis dan mereka harus pulang.

Program terkendala masalah administrasi

Beasiswa pemerintah Papua bertujuan untuk meningkatkan pendidikan bagi siswa di sana, namun program tersebut seringkali terkendala masalah administrasi.

Beberapa mengatakan tunjangan hidup mereka senilai 1.500 dollar Australia (Rp 15 juta) per bulan, dan biaya kuliah, kadang-kadang terlambat dibayarkan.

Ini menyebabkan para siswa tidak dapat mengambil mata kuliah dan kesulitan untuk membayar sewa rumah.

Efika mengatakan keterlambatan pembayaran ini turut menghambat kegiatan akademisnya.

Ia mengatakan butuh waktu sekitar empat semester untuk menyelesaikan studi penerbangannya, tetapi dengan belum dibayarnya uang kuliah, ia tidak dapat mempelajari beberapa aspek.

ABC telah melihat faktur dari sekolah penerbangan Efika, Hartwig Air, yang jatuh tempo pada 2018 tetapi tidak dibayar sampai dua tahun kemudian.

Biaya untuk satu semester saat ini, senilai 24.500 dollar Australia (Rp 260 juta), dibayar terlambat lebih dari tiga bulan, pada bulan Oktober tahun lalu.

Efika mengatakan ada saat-saat ketika ia merasa ingin menyerah.

"Apa gunanya belajar jika hal-hal ini menunda studi saya?" katanya.

Efika yakin ia bisa lulus lebih cepat jika uang kuliahnya dibayar tepat waktu.

Hartwig Air menolak untuk berkomentar.

Baca juga: Lupa Matikan Kamera, Mahasiswa Ini Terekam Berhubungan Seks saat Kelas Online

Laporan akademis yang dikeluarkan oleh sekolah Efika pada Februari tahun ini mengatakan ia "mengalami banyak kemajuan dalam penerbangan " dan mendapatkan hasil yang baik pada sebagian besar ujiannya.

Efika mengatakan keputusan untuk mengirimnya pulang sekarang tidak masuk akal karena biaya untuk semester ini sudah dibayar.

"Ini buang-buang investasi," katanya.

"Jika kami tidak membawa kualifikasi apa pun kembali ke rumah, itu memalukan bukan hanya bagi kami, tetapi juga bagi pemerintah."

"Tidak masuk akal"

Efika harus bekerja memetik buah dan sayuran di perkebunan untuk memenuhi kebutuhan hidup sejak tunjangan hidupnya dipotong pada November tahun lalu.

"Kami mencoba mencari pekerjaan paruh waktu di sana-sini untuk menutupi biaya sewa kami," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com