Perempuan Perancis “telah dihukum beberapa tahun terakhir ini karena syal sederhana, tanpa ada pemimpin yang berkenan mencela ketidakadilan ini,” katanya. Dan dia mengulangi argumen yang dibuat oleh banyak perempuan bercadar di Perancis: bahwa orang salah mengira pria membuat mereka memakai jilbab, dan itu bukan pilihan pribadi.
“Bagi saya pribadi, pertanyaan tentang jilbab bukanlah obsesi,” kata Macron.
Le Pen berpendapat bahwa jilbab berfungsi sebagai "penanda" ideologi Islam, yang dilihatnya sebagai pintu gerbang ke arah ekstremisme.
Marwan Muhammad, mantan direktur kelompok yang berkampanye melawan Islamofobia–-yang telah dilarang oleh pemerintah–-mengatakan Macron dan Le Pen telah mengubah Islam di Perancis menjadi sepak bola elektoral, keduanya mencari dukungan di antara audiens mereka masing-masing.
Posisi Le Pen yang lebih radikal adalah “berkah bagi Macron,” katanya.
Baca juga: Pilpres Perancis 2022: Macron Hadapi Le Pen di Putaran Kedua
Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Kampanye Pilpres Perancis Soroti Masalah Jilbab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.