WARSAW, KOMPAS.com - Polandia pada Senin (4/4/2022) mengecam Presiden Perancis Emmanuel Macron karena bernegosiasi dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin, dengan mengatakan "tidak ada yang bernegosiasi dengan Hitler", di tengah kecaman internasional atas pembunuhan warga sipil selama invasi Rusia ke Ukraina.
Ukraina pada Minggu (3/4/2022) menuduh pasukan Rusia melakukan "pembantaian" di Bucha. Para pemimpin Barat bereaksi dengan marah terhadap gambar mayat yang berserakan di jalan-jalan kota.
Rusia membantah tuduhan Ukraina.
Baca juga: Biden ke Putin Setelah Insiden di Bucha Ukraina: Orang Ini Brutal
Polandia dalam banyak kesempatan menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia dan memasok lebih banyak senjata ke Ukraina. Ia juga menyerukan pengadilan internasional untuk menyelidiki pembunuhan warga sipil di Ukraina.
"Presiden Macron, sudah berapa kali Anda bernegosiasi dengan Putin, apa yang telah Anda capai? Apakah Anda telah menghentikan tindakan yang telah terjadi?" kata Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki pada konferensi pers pada Senin (4/4/2022) dilansir dari Reuters.
"Seseorang tidak boleh bernegosiasi dengan penjahat, seseorang harus melawan mereka...Tidak ada yang bernegosiasi dengan Hitler. Maukah Anda bernegosiasi dengan Hitler, Stalin, Pol Pot?" dia menambahkan.
Kantor Macron mengatakan dalam sebuah tanggapan bahwa penting bagi Presiden Putin untuk memahami tuntutan negara-negara Barat dan dampak bagi Rusia jika mengabaikannya.
"Sejak awal, presiden telah menggunakan semua cara yang tersedia untuk membuat Putin menghentikan perang: sanksi besar-besaran, dukungan ke Ukraina, tuntutan yang diajukan langsung kepada Presiden Putin selama panggilan mereka," kata seorang pejabat kepresidenan Perancis.
Baca juga: Ketika Putin Bermimpi Jadi Tsar Rusia Modern
Sejak awal Februari, Macron berusaha menjadi menengahi antara Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Pemimpin Perancis itu melakukan perjalanan ke Moskwa dan Kyiv dan berbicara dengan Putin sebanyak 16 kali sejak awal tahun dalam percakapan telepon.
Pejabat Elysée mengatakan langkah itu bersifat konfrontatif, tetapi menawarkan kesempatan agar saluran komunikasi tetap terbuka dan mengukur keadaan pikiran Putin.
Pejabat Elysée di masa lalu mengungkap betapa getirnya panggilan tersebut, mengatakan bahwa Putin tampak "paranoid" dalam panggilan itu, dan telah berbohong kepada pemimpin Perancis. Sementara Macron mengatakan kepada Putin bahwa dia membuat kesalahan serius dalam menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina dalam apa yang disebut Putin sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu. Ukraina dan Barat mengatakan Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.
Baca juga: Rusia-Ukraina Terkini: Kremlin Ajukan Syarat Pertemuan Zelensky dan Putin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.