Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Sindir Raja Thailand, Konten April Mop Maskapai Thailand Berujung Tuntutan Pidana

Kompas.com - 05/04/2022, 19:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

PHUKET, KOMPAS.com - Lelucon April Mop yang di unggah oleh staf di maskapai Thai Vietjet terancam tuntutan pidana, setelah seorang pengacara aktivis mengajukan pengaduan ke polisi dengan tuduhan menghina Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Polisi belum memutuskan apakah akan melanjutkan kasus pidana di bawah undang-undang "lese majeste" yang ketat, - yang membuat pencemaran nama baik monarki dapat dihukum hingga 15 tahun penjara - terhadap staf maskapai Thai Vietjet.

Baca juga: Demi Temui Istri, Pria di Thailand Nekat Pergi ke India Pakai Perahu Karet Tiup

Akun resmi Thai Vietjet mengunggah konten pada 1 April bahwa maskapai itu meluncurkan rute internasional baru, antara provinsi Nan di Thailand dan Munich di Jerman.

Konten itu memicu kemarahan online dan ancaman boikot di kalangan ultra-royalis.

Unggahan yang memicu kontroversi tersebut kemudian dihapus dan maskapai meminta maaf pada hari berikutnya dalam sebuah pernyataan.

Manajemen senior mengaku tidak mengetahui tentang unggahan yang mengiklankan "rute penerbangan antara provinsi di Thailand dan kota di Eropa, yang menyebabkan banyak reaksi publik."

Kicauan itu tidak menyebutkan Raja Thailand Vajiralongkorn (69 tahun), yang diyakini menghabiskan sebagian besar waktunya di Jerman, atau permaisuri kerajaan kelahiran provinsi Nan, Sineenat Wongvajiraphakdi.

Raja memberikan Sineenat gelar permaisuri tak lama setelah penobatannya pada 2019. Raja Thailand Vajiralongkorn pada awal tahun menikah dengan anggota unit pengawal pribadinya, yang menjadi Ratu Suthida.

Baca juga: Menang Lotre Rp 7,7 Miliar, Biksu Thailand Bagi-bagi Duit ke 3.000 Warga, Antrean Capai 1 Km

Protes yang dipimpin mahasiswa dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan beberapa aktivis secara terbuka mengkritik raja, antara lain karena waktu yang dihabiskan di luar negeri.

Setidaknya 183 orang telah didakwa menghina monarki Thailand sejak protes dimulai pada 2020.

CEO Airline Woranate Laprabang menanggapi kemarahan simpatisan keluarga kerajaan, dengan mengatakan staf yang bertanggung jawab telah ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan.

"Saya ingin meminta maaf kepada rakyat Thailand sekali lagi atas insiden seperti itu," kata Woranate sebagaimana dilansir CNN pada Selasa (5/4/2022).

Tetapi pengacara dan aktivis Srisuwan Janya mengajukan pengaduan polisi tentang penghinaan kerajaan dan kejahatan komputer, mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook bahwa kicauan itu "menunjukkan niat untuk menyinggung" dan permintaan maaf tidak cukup.

Baca juga: Iklan Wiski yang Tampilkan Lisa Blackpink Dilarang di Thailand, Apa Sebab?

Srisuwan terkenal di Thailand sebagai pelapor pengaduan yang produktif dengan polisi. Dia pernah mengatakan kepada Bangkok Post bahwa dia telah mengajukan lebih dari 1.000 pengajuan termasuk untuk penipuan konsumen, korupsi dan masalah lingkungan. Reuters tidak dapat mengonfirmasi berapa banyak keluhannya yang berlanjut ke penuntutan.

Polisi akan mempertimbangkan pengaduan tersebut dengan meninjau "semua fakta" yang berkaitan dengan apa yang terjadi dan "apakah ada niat kriminal," Kissana Phathanacharoen, wakil juru bicara polisi Thailand, mengatakan kepada Reuters.

Undang-undang “lese majeste” Thailand baru-baru ini mendapat kecaman dari beberapa aktivis dan politisi oposisi, sebuah langkah berani di negara yang secara tradisional menjunjung tinggi raja sebagai setengah dewa dan tidak mengizinkan kritik atasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Global
Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Global
Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Global
Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Global
Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Global
Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Global
Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Global
Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Global
60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

Global
Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Global
Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Global
Rusia Tangkis Serangan Udara Ukraina di Sevastopol Crimea

Rusia Tangkis Serangan Udara Ukraina di Sevastopol Crimea

Global
200 Orang Tewas dalam Sehari Pertempuran Azerbaijan Lawan Separatis Nagorno-Karabakh

200 Orang Tewas dalam Sehari Pertempuran Azerbaijan Lawan Separatis Nagorno-Karabakh

Global
Presiden Ukraina Minta PBB Cabut Hak Veto Rusia di Dewan Keamanan

Presiden Ukraina Minta PBB Cabut Hak Veto Rusia di Dewan Keamanan

Global
[POPULER GLOBAL] Perkampungan Ilegal WNI di Malaysia | Penelitian 'Jasad Alien' di Meksiko

[POPULER GLOBAL] Perkampungan Ilegal WNI di Malaysia | Penelitian "Jasad Alien" di Meksiko

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com