DILI, KOMPAS.com - Pemungutan suara pada putaran kedua dan terakhir pemilihan presiden Timor Leste dimulai Selasa (19/4/2022) pagi.
Kandidat yang juga pemenang Nobel, Jose Ramos Horta, paling unggul dalam jajak pendapat sejauh ini.
Ramos Horta, yang menerima 46,5 persen suara pada putaran pertama bulan lalu, melawan presiden petahana Francisco "Lu Olo" Guterres, yang mengumpulkan 22,1 persen.
Baca juga: Dokumen Terbaru Ungkap Australia Menyadap Politisi Timor Leste pada 2000
Dilansir Reuters, di ibu kota Dili, para pemilih mengantri di luar tempat pemungutan suara dan mencelupkan jari mereka ke dalam tinta ungu yang tak terhapuskan setelah memberikan suara mereka.
“Harapan saya, calon presiden yang terpilih dan yang tidak bisa saling berjabat tangan dan saling menasehati untuk menjaga stabilitas dan tidak menimbulkan krisis,” kata mahasiswa berusia 27 tahun, Lizia Bachita de Araujo.
"Saya ingin presiden bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan," kata warga dan ibu rumah tangga Dili, Pascoela da Silve Pereira.
"Sulit bagi orang untuk menafkahi rumah tangga mereka."
Baca juga: 28 November 1975: Deklarasi Kemerdekaan Timor Leste dari Portugis
Lu Olo, seorang mantan pejuang gerilya berusia 67 tahun juga menegaskan komitmennya untuk menerima hasil.
"Ini adalah demokrasi dan saya selalu mengatakan (menang atau kalah) itu harus bermartabat."
Penghitungan suara awal diharapkan akan tersedia pada Selasa malam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.