Dalam beberapa pekan terakhir, setelah gagal mengambil alih Kyiv, Kremlin mengatakan bahwa menguasai Donbass adalah tujuan utama invasi ke Ukraina.
Setelah menarik pasukannya dari Kyiv, pasukan Rusia mulai menggabungkan kekuatan dan menambah pasukan di kawasan timur menjelang pertempuran besar.
Sekretaris Keamanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan hari Senin (18/4/2022) bahwa Rusia sudah mulai menyerang Donbass dan kawasan lain di utara.
"Pagi ini di sepanjang seluruh garis perbatasan di kawasan Donetsk, Luhansk dan Kharkiv, pasukan musuh berusaha menerobos garis pertahanan kami," kata Danilov.
Susah untuk mengetahui berapa persisnya jumlah pasukan Rusia yang sekarang dikerahkan ke kawasan Donbass.
Perkiraan awal menyebutkan jumlahnya bisa mencapai sekitar 60.000 tentara.
Seorang pejabat kementerian pertahanan Amerika Serikat mengatakan kepada kantor berita AP bahwa sekarang ada 70 unit tempur Rusia yang dikenal dengan sebutan kelompok batalion taktis sudah berada di kawasan selatan dan timur Ukraina.
Ini meningkat dari minggu lalu di mana ketika itu baru ada 65 unit.
Ini berarti jumlah pasukan berkisar antara 50.000 sampai 60.000, berdasarkan perhitungan Amerika Serikat, karena setiap unit memiliki sekitar 700 sampai 800 tentara.
Amerika Serikat mengatakan Rusia juga menambah persenjataan dan pasokan lainnya dalam usaha untuk mengepung seluruh kawasan.
Baca juga: Kisah Keluarga Rusia Tampung Pengungsi Ukraina: Kenapa Harus Jadi Musuh?
Juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby mengatakan Rusia sudah menambah artileri, pasukan tempur darat dan yang lainnya dalam beberapa hari terakhir.
"Kita sudah melihat bahwa Rusia terus mengirimkan pasukan, yang memungkinkan mereka membantu pertempuran di kawasan Donbass.
"Ini termasuk artileri, helikopter pendukung, dan pasukan cadangan lain," kata Kirby.
Dikuasainya kota Mariupol di mana Ukraina memperkirakan sekitar 21.000 orang tewas, dilihat sebagai faktor kunci karena ini menjadi jembatan darat yang menghubungkan Rusia dengan Semenanjung Crimea yang diambil alih oleh Rusia dari Ukraina di tahun 2014.
Pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa bila pasukan Rusia berhasil menguasai sepenuhnya kota Mariupol maka mereka mengerahkan belasan unit batalion taktis untuk dipindahkan ke Donbass.