Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Keluarga Rusia Tampung Pengungsi Ukraina: Kenapa Harus Jadi Musuh?

Kompas.com - 12/04/2022, 20:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Oliver Pieper/DW Indonesia

BONN, KOMPAS.com - Natascha Mayer lahir di Kawasan Kaukasus, Rusia, tetapi pindah ke Jerman sekitar 20 tahun lalu. Sekarang dia tinggal bersama suami dan dua anaknya di pinggiran kota Bonn.

Sejak 16 Maret, dia menampung pengungsi dari Ukraina, ketiganya perempuan: Polina, 12 tahun, ibunya Anna, dan neneknya, Larissa. Ketiganya melarikan diri karena perang dari pinggiran kota Kyiv ke Jerman lewat Polandia.

Mayer bukan nama sebenarnya keluarga Natascha, tapi dia meminta nama aslinya tidak diberitakan, karena khawatir mendapat masalah dengan keluarga Rusia lain yang ada di kotanya.

Baca juga: Ukraina Terkini: Situasi Genting di Mariupol, Pasukan Ukraina Dikepung dan Diblokir

Tapi Natascha tetap ingin menceritakan pengalamannya, dan menunjukkan bahwa warga Rusia dan Ukraina bisa hidup bersama dengan damai, sekarang dan di masa depan.

Bagi Natascha, segera setelah perang dimulai, dia sudah bertekad harus membantu. Menampung pengungsi Ukraina baginya adalah bentuk protes terhadap perang, sekaligus cara menunjukkan empati kepada rakyat Ukraina.

Kebanyakan pengungsi dari Ukraina adalah perempuan dan anak-anak.DPA/PAUL ZINKEN via DW INDONESIA Kebanyakan pengungsi dari Ukraina adalah perempuan dan anak-anak.
''Mengapa harus menjadi musuh?"

"Belarus, Ukraina, Rusia--kita semua memiliki banyak kesamaan dalam budaya kita," katanya. "Dan sekarang, sejak perang ini dimulai, kita lalu harus menjadi musuh? Kenapa?"

Keluarga Mayer menyediakan ruang bermain anak-anak mereka untuk para pendatang baru. Anak-anaknya juga ingin memberikan jatah uang saku mereka, kata Natascha.

Dia memperkirakan, pengungsi dari Ukraina akan hidup bersama mereka setidaknya selama enam bulan, sekalipun para pengungsi selalu menekankan ingin kembali secepatnya ke negara mereka.

"Sejauh ini semua berjalan dengan sangat baik, sepertinya ada kerabat kami saja yang datang untuk tinggal," kata Natascha. Larissa, Anna dan Polina melarikan diri melalui Polandia dan Berlin, meninggalkan saudara laki-laki, ayah dan kakek mereka di Ukraina.

Baca juga: Rusia Hancurkan Sistem Rudal S-300 Ukraina yang Dipasok Eropa

Aksi demonstrasi pro Rusia di Stuttgart, Jerman, 9 April 2022.DPA/CHRISTOPH SCHIMDT via DW INDONESIA Aksi demonstrasi pro Rusia di Stuttgart, Jerman, 9 April 2022.
Komunitas yang terpecah soal perang

Semua orang di rumah itu berbicara bahasa Rusia. Anna dan Larissa telah mengambil alih di dapur karena tidak ingin menjadi beban bagi tuan rumah. "Kami sangat sedih, tetapi kami merasa sangat nyaman di sini dan kami mendapat sambutan yang hangat," kata Larissa.

"Bagi kami, tidak masalah untuk tinggal bersama warga Rusia," kata mereka. "Banyak orang Rusia benar-benar meninggalkan negara mereka sendiri sebagai protes, dan untuk menunjukkan solidaritas dengan Ukraina."

"Kita semua adalah manusia, dan ini tentang bagaimana kita memperlakukan satu sama lain."

Polina telah menghabiskan beberapa hari di sekolah Jerman dan sudah mengenal beberapa kata dalam bahasa Jerman. Sejak tiga minggu berada di Jerman, mereka memahami bahwa komunitas Rusia di Jerman tidak semuanya memiliki pendapat yang sama.

Di satu sisi, ada orang-orang seperti Natascha Mayer, yang mengecam invasi Rusia dan berbagi rumah dengan pengungsi. Di sisi lain, ada minoritas keras yang menyatakan dukungan mereka untuk pemerintah Rusia dan mengibarkan bendera Rusia yang besar.

"Perang ini menghancurkan keluarga dan memecah belah teman, tergantung apa posisi politiknya," kata Natascha

"Ibu saya dan saya selalu bertengkar, jika kami berbicara tentang perang. Jadi kami berusaha menghindari topik itu sebisa mungkin. Mereka bahkan tidak tahu bahwa kami telah menampung beberapa pengungsi Ukraina."

Baca juga: Perang Ukraina: 3 Skenario NATO Terseret Konflik dengan Rusia dan Perparah Situasi

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Pengalaman Keluarga Rusia di Bonn Menampung Pengungsi dari Ukraina.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com