Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Rusia Tarik Pasukan dari Kyiv dan Beralih ke Donbass, Ini Sebabnya

Kompas.com - 19/04/2022, 16:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

DonbassS, KOMPAS.com - Pertempuran di Donbass telah dimulai, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengenai usaha Rusia untuk menyerang kawasan di tenggara Ukraina tersebut.

Setelah menarik pasukannya dari ibu kota Ukraina Kyiv, Rusia sekarang memfokuskan diri untuk menguasai wilayah Ukraina yang berada di dekat perbatasannya.

Menurut Zelensky ini adalah serangan yang sudah diperkirakan oleh Ukraina dan militer mereka sudah mempersiapkan diri untuk melawan Rusia.

Baca juga: Zelensky: Serangan Besar Rusia di Donbass Ukraina Sudah Dimulai

"Kita sekarang bisa mengatakan bahwa pasukan Rusia memulai pertempuran merebut Donbass di mana kami sudah lama mempersiapkan diri," kata Presiden Zelensky.

"Tidak masalah berapa jumlah pasukan Rusia yang akan dikerahkan ke sana, kami akan terus berjuang."

"Kami akan mempertahankan diri. Kami akan melakukannya setiap hari."

Dalam unggahan di media sosial, militer Ukraina mengatakan "fase kedua perang sudah dimulai" dan pertempuran diperkirakan akan lebih sengit dibandingkan konflik sebelumnya yang sudah dimulai 24 Februari lalu.

Mengapa Rusia sekarang ingin menguasai Donbass?

Donbass terletak di Ukraina tenggara dan meliputi dua kawasan yaitu Donetsk dan Luhansk.

Ini adalah kawasan utama industri di mana warganya dominan berbahasa Rusia, dan Moskwa sudah mendukung kelompok separatis di sana selama delapan tahun terakhir untuk memisahkan diri dari Ukraina.

 

Mereka juga sudah menyatakan pendirian dua republik yang sejauh ini hanya mendapatkan pengakuan dari Rusia saja.

Di lapangan, kelompok separatis ini sudah menguasai 30 persen wilayah itu sejak pertempuran dimulai tahun 2014.

Pertempuran di tahun 2014 itu terjadi di masa yang disebut Euromaidan atau masa kekacauan karena gelombang protes akibat keputusan presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych, yang menolak menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa dan memilih hubungan yang lebih dekat dengan Rusia.

Pemerintahan Ukraina berikutnya kemudian mengucilkan kelompok separatis dukungan Rusia tersebut ikut dalam pembicaraan mengenai kawasan Donbass, hal yang membuat marah Kremlin dan juga kelompok separatis.

Sejak itu ketegangan terjadi di kawasan, pertempuran terus berlanjut antara pasukan Ukraina dengan kelompok pemberontak.

Baca juga: Apa Itu Donetsk dan Luhansk, Wilayah Separatis Ukraina yang Diakui Merdeka oleh Rusia

Tanggal 24 Februari Kremlin meluncurkan apa yang disebut "operasi militer khusus" di Donbass, yang kemudian diperluas menjadi invasi penuh terhadap Ukraina.

Dalam beberapa pekan terakhir, setelah gagal mengambil alih Kyiv, Kremlin mengatakan bahwa menguasai Donbass adalah tujuan utama invasi ke Ukraina.

Setelah menarik pasukannya dari Kyiv, pasukan Rusia mulai menggabungkan kekuatan dan menambah pasukan di kawasan timur menjelang pertempuran besar.

Sekretaris Keamanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan hari Senin (18/4/2022) bahwa Rusia sudah mulai menyerang Donbass dan kawasan lain di utara.

"Pagi ini di sepanjang seluruh garis perbatasan di kawasan Donetsk, Luhansk dan Kharkiv, pasukan musuh berusaha menerobos garis pertahanan kami," kata Danilov.

Berapa banyak pasukan Rusia dilibatkan?

Susah untuk mengetahui berapa persisnya jumlah pasukan Rusia yang sekarang dikerahkan ke kawasan Donbass.

Perkiraan awal menyebutkan jumlahnya bisa mencapai sekitar 60.000 tentara.

Seorang pejabat kementerian pertahanan Amerika Serikat mengatakan kepada kantor berita AP bahwa sekarang ada 70 unit tempur Rusia yang dikenal dengan sebutan kelompok batalion taktis sudah berada di kawasan selatan dan timur Ukraina.

Ini meningkat dari minggu lalu di mana ketika itu baru ada 65 unit.

Ini berarti jumlah pasukan berkisar antara 50.000 sampai 60.000, berdasarkan perhitungan Amerika Serikat, karena setiap unit memiliki sekitar 700 sampai 800 tentara.

Amerika Serikat mengatakan Rusia juga menambah persenjataan dan pasokan lainnya dalam usaha untuk mengepung seluruh kawasan.

Baca juga: Kisah Keluarga Rusia Tampung Pengungsi Ukraina: Kenapa Harus Jadi Musuh?

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby mengatakan Rusia sudah menambah artileri, pasukan tempur darat dan yang lainnya dalam beberapa hari terakhir.

"Kita sudah melihat bahwa Rusia terus mengirimkan pasukan, yang memungkinkan mereka membantu pertempuran di kawasan Donbass.

"Ini termasuk artileri, helikopter pendukung, dan pasukan cadangan lain," kata Kirby.

Dikuasainya kota Mariupol di mana Ukraina memperkirakan sekitar 21.000 orang tewas, dilihat sebagai faktor kunci karena ini menjadi jembatan darat yang menghubungkan Rusia dengan Semenanjung Crimea yang diambil alih oleh Rusia dari Ukraina di tahun 2014.

Pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa bila pasukan Rusia berhasil menguasai sepenuhnya kota Mariupol maka mereka mengerahkan belasan unit batalion taktis untuk dipindahkan ke Donbass.

Bagaimana Ukraina mempersiapkan diri menghadapi serangan Rusia?

Sejauh ini militer Ukraina bisa memberikan perlawanan sengit, sehingga Rusia tidak bisa menguasai Kyiv dan kota-kota besar lainnya.

Berusaha melakukannya di bagian timur yang berbatasan dengan Rusia akan menjadi tantangan yang lebih besar karena pasukan Rusia lebih dekat dengan pasokan yang diperlukan.

Ukraina sudah mengerahkan pasukan cadangan mereka yang berusia antara 18 sampai 60 tahun, dan juga melarang mereka untuk meninggalkan negeri tersebut.

Tetapi sudah ada ribuan warga Ukraina yang mendaftar secara sukarela untuk bertempur melawan invasi Rusia.

Pertahanan Ukraina juga mendapat bantuan dari negara asing.

Baca juga: Profil Grup Wagner, Tentara Bayaran Kejam yang Dikerahkan Rusia ke Ukraina

Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan bantuan lebih dari Rp 1 triliun untuk Ukraina, selain juga peralatan militer dan pelatihan di saat pertempuran di bagian timur meningkat.

Amerika Serikat mengatakan akan melatih tentara Ukraina untuk menggunakan beberapa senjata dan pelatihan akan dilakukan di luar Ukraina.

NATO menyebut upaya Presiden Vladimir Putin menduduki wilayah Donbass di Ukraina timur berhasil dihentikan.KREMLIN/ALEXEI DRUZHININ via ABC INDONESIA NATO menyebut upaya Presiden Vladimir Putin menduduki wilayah Donbass di Ukraina timur berhasil dihentikan.
John Kirby mengatakan belasan pesawat yang membawa peralatan militer sudah tiba di kawasan sejak Presiden AS Joe Biden mengumumkan bantuan pekan lalu.

Mariupol masih terus menjadi perhatian utama bagi Ukraina, setelah serangan Rusia yang terus meningkat di sana.

John Kirby mengatakan perlawanan Ukraina masih kuat namun ancaman semakin besar.

"Ukraina masih melakukan perlawanan," katanya.

"Kota itu belum jatuh ke tangan Rusia, namun mereka terus melakukan serangan dari udara dan lewat senjata jarak jauh.

"Kami sudah melihat indikasi dalam beberapa hari terakhir bahwa tidak saja pihak Ukraina dengan gagah berani mempertahankan diri, namun mereka juga berhasil menguasai beberapa desa dan kota di kawasan Donbass."

Baca juga: Arti Penting Mariupol bagi Ukraina dan Rusia

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com