Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Cabut Lockdown di Xi'an Jelang Olimpiade Beijing

Kompas.com - 24/01/2022, 19:07 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

XI'AN, KOMPAS.com - China pada Senin (24/1/2022) mencabut lockdown di Xi'an, salah satu penguncian terlama di "Negeri Panda" sejak awal pandemi Covid-19.

Sebanyak 13 juta penduduk kota bersejarah itu dikurung di rumah mereka sejak 22 Desember setelah ditemukannya klaster Covid-19 yang tumbuh menjadi lebih dari 2.100 kasus, dan menjadi wabah lokal terbesar di China dalam beberapa bulan.

Dengan Olimpiade Musim Dingin yang akan dimulai minggu depan, pihak berwenang China berusaha keras memberantas wabah Covid-19 di beberapa kota besar, yang terbaru di Beijing, di mana lebih dari 40 kasus dicatat sejak pertengahan Januari.

Baca juga: Suksesnya Lockdown Xian: China Suplai Makanan Gratis dan Turunkan Kasus Covid-19

Meski beban kasus virus corona China tidak sebesar jumlah global, strategi nol-Covid yang ketat di negara itu mengharuskan kemunculan sekecil apa pun kasus ditindaklanjuti dengan pelacakan kontak, penguncian yang ditargetkan, dan karantina panjang.

Para pejabat mulai menghapus pembatasan di Xi'an minggu lalu setelah kasus harian melambat menjadi satu digit.

Penduduk dengan status kesehatan yang bersih sekarang diizinkan meninggalkan kota, sementara transportasi umum dan kegiatan ekonomi sepenuhnya dilanjutkan sekarang, karena Xi'an dianggap sebagai daerah berisiko rendah, kata otoritas pengendalian virus pada Senin, dikutip dari AFP.

Hanya satu distrik yang sekarang masih di-lockdown, kata pemberitahuan itu, dan pembatasan akan dicabut di kemudian hari.

Namun, para pelancong ke Xi'an masih perlu memberikan hasil tes negatif baru-baru ini, sementara yang berasal dari daerah terkena virus di China dilarang masuk.

Otoritas Xi'an sempat mendapat kecaman karena penanganan mereka terhadap lockdown yang berkepanjangan, termasuk masalah pasokan makanan dan tragedi medis dari pasien yang ditolak aksesnya ke rumah sakit.

Baca juga: Mengenal Strategi Nol Covid China, Begini Cara Kerja dan Risikonya...

Sementara itu di Beijing, pihak berwenang meningkatkan langkah-langkah pengendalian virus yang sudah ketat setelah lonjakan kasus baru-baru ini, yang bertepatan dengan liburan nasional sebelum Tahun Baru Imlek.

Penduduk di Beijing yang membeli obat demam yang dijual bebas sekarang diharuskan menjalani tes virus corona, sementara dua juta penduduk dari satu distrik diperiksa pada Minggu (23/1/2022) setelah wabah Delta lokal yang melibatkan pekerja makanan beku ditemukan di sana.

Wabah itu sekarang menyebar ke provinsi Shandong yang bersebelahan, kata otoritas setempat pada Senin, sementara bea cukai meningkatkan kontrol pada barang-barang impor yang dibekukan.

Pihak berwenang pekan lalu menduga, wabah Omicron di Beijing mungkin berasal dari surat internasional yang terkontaminasi, tetapi para ahli mengatakan, hanya ada sedikit bukti untuk mendukung gagasan tersebut.

Para pemimpin China sangat ingin menghindari lockdown skala penuh di ibu kota menjelang Olimpiade Beijing, sehingga mendesak penduduk untuk tetap di rumah selama liburan Tahun Baru Imlek.

Ribuan atlet, pekerja media, dan pejabat asing yang tiba untuk Olimpiade Beijing akan beraktivitas dalam "loop tertutup" yang terputus dari dunia luar.

Pada Minggu, diumumkan bahwa lebih dari 70 peserta Olimpiade Beijing dinyatakan positif di dalam bubble sejauh ini.

Baca juga: Mengenal Sistem Bubble di Olimpiade Beijing: Apa Itu Loop Tertutup dan Seperti Apa Kehidupannya?

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com