Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Danai Proyek "Dubai Baru" di Sri Lanka, Akankah Jadi Pusat Ekonomi Dunia?

Kompas.com - 18/01/2022, 20:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

COLOMBO, KOMPAS.com - "Pengubah permainan ekonomi". Itu adalah sebutan para pejabat Sri Lanka menggambarkan proyek Kota Pelabuhan Kolombo (Colombo Port City), sebuah kota metropolitan berkilau yang menjulang tinggi di sepanjang tepi laut ibu kota negara itu.

Di sebelah kawasan bisnis Kolombo yang rimbun, hamparan pasir yang direklamasi dari laut sedang diubah menjadi kota berteknologi tinggi.

Kota itu diproyeksi akan menjadi pusat keuangan internasional lepas pantai, area perumahan dan marina - dan bisa setara Dubai, Monako atau Hong Kong.

Baca juga: 4 Kontroversi China Jelang Olimpiade Beijing: Hilangnya Peng Shuai hingga Lonjakan Covid-19

"Tanah reklamasi ini memberi Sri Lanka kesempatan untuk menggambar ulang peta dan membangun kota dengan proporsi dan fungsionalitas kelas dunia - dan bersaing dengan Dubai atau Singapura," kata Saliya Wickramasuriya, anggota Komisi Ekonomi Kota Pelabuhan Kolombo, kepada BBC.

Tetapi para kritikus mempertanyakan seberapa besar perubahan ekonomi yang akan terjadi di Sri Lanka.

Sebagai permulaan, untuk membuat 665 hektare (2,6 km persegi) lahan baru, negara tersebut membutuhkan investasi dari China Harbour Engineering Company (CHEC) sebesar 1,4 miliar dollar AS. Sebagai imbalannya, perusahaan telah diberikan 43 persen dari itu dengan sewa 99 tahun.

Setelah beberapa tahun pengerukan, kegiatan konstruksi mendapatkan momentum dan kota baru mulai terbentuk.

Mobil derek besar yang diawasi para insinyur China sedang memindahkan pelat beton, sementara penggerak tanah mengisi truk dengan berton-ton pasir.

Sebuah sungai yang melewati tanah reklamasi telah dikeruk, memungkinkan akses untuk perahu kecil dan kapal pesiar.

Para pejabat memperkirakan akan memakan waktu sekitar 25 tahun untuk menyelesaikan proyek besar tersebut, yang pertama di Asia Selatan.

Sri Lanka mengatakan hak atas tanah ada di bawah kendalinya dan area yang diberikan kepada China akan disewakan kepada perusahaan multinasional, bank, dan perusahaan lain.

Pemerintah juga dapat mengenakan retribusi atas pendapatan para investor.

Sekitar 80.000 orang diperkirakan akan tinggal di kota baru, yang akan menawarkan pembebasan pajak bagi mereka yang berinvestasi dan berbisnis di sana.

Semua transaksi di kawasan ekonomi khusus, termasuk gaji, akan dilakukan dalam dolar AS.

Baca juga: Buah Jernang dari Aceh Jadi Incaran China

Proyek Kota Pelabuhan ini diresmikan saat kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Kolombo pada tahun 2014, setahun setelah ia meluncurkan Belt and Road Initiative - sebuah program ambisius Beijing untuk membangun jaringan infrastruktur jalan, kereta api dan maritim di seluruh Asia dan Eropa untuk meningkatkan perdagangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com