Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samba di Jalanan Picu Amarah Warga Arab Saudi, Pemerintah Luncurkan Penyelidikan

Kompas.com - 12/01/2022, 19:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com – Arab Saudi menggelar penyelidikan atas pertunjukan samba oleh penari yang dianggap terlalu berpakaian minim.

Selama sepekan terakhir, media sosial di Arab Saudi diramaikan oleh sejumlah video yang menunjukkanbeberapa penari samba dari luar negeri menari di jalan utama Jazan.

Melansir The New Arab, Minggu (9/1/2022), para wanita tersebut mengenakan kostum tradisional Brasil berwarna-warni dengan tangan, kaki dan perut yang terbuka.

Baca juga: Basmah binti Saud, Putri Raja Kedua Arab Saudi, Dibebaskan Setelah 3 Tahun Dipenjara

Rupanya, para penari samba tersebut merupakan peserta dalam Festival Musim Dingin Jazan.

Saluran televisi El-Ekhbariya yang dikelola pemerintah menayangkan cuplikan festival dengan menge-blur para penari wanita samba tersebut.

“Pertunjukan adalah untuk hiburan, bukan untuk menyerang cara yang baik dan bertentangan dengan agama dan moral sosial,” kata seorang warga Jazan, Mohammed al-Bajwi, kepada El-Ekhbariya.

Selain itu, di media sosial banyak netizen yang marah, menuntut hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Baca juga: Mengintip Para Pemenang Kontes Kecantikan Unta di Arab Saudi tahun 2022

Di Arab Saudi, sebagian besar wanitanya masih mengenakan pakaian yang tertutup rapat di depan umum.

Gubernur Jazan Pangeran Mohammed bin Nasser pada Sabtu (8/1/2022) memerintahkan penyelidikan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan.

Namun, dia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Selama lima tahun terakhir Arab Saudi telah mengizinkan berbagai acara hiburan dan olahraga mulai dari konser musik, bioskop, dan Grand Prix Formula One.

Baca juga: Putri Arab Saudi Dibebaskan Usai 3 Tahun Dipenjara Tanpa Dakwaan

Langkah tersebut merupakan bagian dari inisiatif yang luas oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Meski mendapat perlawanan dari kelompok garis keras konservatif, kegiatan-kegiatan itu dianggap sebagai reformasi sosial dan diversifikasi ekonomi dari negara yang sangat ketergantungan terhadap minyak.

Pada April 2020, aparat Arab Saudi mengeksekusi seorang pria Yaman yang dihukum karena serangan pisau terhadap rombongan teater asal Spanyol selama pertunjukan langsung di Riyadh.

Di sisi lain, kritikus dan kelompok hak asasi mengatakan Kerajaan Arab Saudi menggunakan olahraga dan hiburan besar untuk menutupi catatan hak asasi manusianya yang buruk.

Salah satu kasus yang paling mencolok adalah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.

Baca juga: Arab Saudi Siapkan 34 Jalur untuk Jemaah Umrah di Area Tawaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com