Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasang 100.000 Pasukan di Perbatasan, Rusia Bersikeras Tak Berniat Serang Ukraina

Kompas.com - 12/01/2022, 16:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia bersikeras tidak memiliki rencana menyerang Ukraina, meski mengerahkan 100.000 tentara dan senjata berat di dekat perbatasan.

Sementara Moskwa juga menuntut agar NATO mengesampingkan minat keanggotaan negara bekas Soviet itu, atau maju ke wilayah yang dinilai Kremlin sebagai “halaman belakang” wilayah negaranya.

Hal itu disampaikan negosiator Rusia dalam perundingan dengan AmerS, setelah hari pertama pembicaraan keamanan yang genting pada Senin (10/1/2022), mengindikasikan masih besarnya perbedaan pendapat antara keduanya.

Baca juga: Ukraina Minta Rusia Kurangi Ketegangan di Wilayah Perbatasan

Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan Rusia mengeklaim tidak bermaksud untuk menyerang Ukraina, dan bahwa peningkatan itu sebagai 'manuver biasa.'

"Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menutup kebijakan pintu terbuka NATO," ujar Sherman menanggapi klaim Rusia melansir Daily Mail.

Ukraina telah mencari keanggotaan NATO, sejak Rusia mencaplok wilayahnya di Krimea pada 2014.

Pada panggilan konferensi dengan wartawan, Sherman menambahkan bahwa Rusia dapat membuktikan bahwa mereka tidak berniat menyerang, dengan mengembalikan pasukan ke barak mereka.

Jika pasukan Moskwa mundur, pihak AS telah mengindikasikan terbuka untuk ide-ide lain, seperti membatasi latihan AS di Eropa Timur dan penyebaran rudal di Ukraina.

Kyiv dan sekutunya di Washington khawatir 100.000 tentara bersiap untuk menyerang, delapan tahun setelah Rusia merebut semenanjung Krimea.

Baca juga: Pembicaraan AS-Rusia Buntu, Moskwa Langsung Gelar Latihan Militer Dekat Ukraina

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengajukan tuntutan Moskwa, termasuk agar aliansi NATO mengakhiri aktivitasnya di negara-negara Eropa tengah dan timur yang bergabung setelah runtuhnya Uni Soviet.

"Kami tidak punya niat untuk menyerang Ukraina," katanya.

Dan dia memperingatkan bahwa Rusia akan menanggapi dengan cara 'teknis militer' jika pembicaraan gagal, yang menurut para analis kemungkinan merupakan ancaman untuk menyebarkan kembali rudal nuklir jarak menengah di Eropa.

“Sayangnya kami memiliki perbedaan besar dalam pendekatan prinsip kami untuk ini. AS dan Rusia dalam beberapa hal memiliki pandangan yang berlawanan tentang apa yang perlu dilakukan, katanya.

Eskalasi telah meningkatkan ketegangan antara Moskwa dan Washington ke tingkat tertinggi sejak Perang Dingin.

Baca juga: Ukraina Minta Rusia Kurangi Ketegangan di Wilayah Perbatasan

Pembicaraan Senin (10/1/2022) diikuti oleh pertemuan Rusia-NATO di Brussel pada Rabu (12/1/2022), sebelum pembicaraan di Wina tentang Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com