Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Arab Saudi Dibebaskan Usai 3 Tahun Dipenjara Tanpa Dakwaan

Kompas.com - 09/01/2022, 08:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Otoritas Arab Saudi membebaskan seorang putri dan anak perempuannya yang ditahan tanpa dakwaan selama hampir tiga tahun di ibu kota Riyadh, kata kelompok hak asasi manusia pada Sabtu (8/1/2022).

Basmah binti Saud (57) anggota keluarga kerajaan yang lama dipandang sebagai pendukung hak-hak perempuan dan monarki konstitusional ditahan sejak Maret 2019, dan pada April 2020 memohon Raja Salman serta Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) untuk membebaskannya dengan alasan kesehatan.

Sang putri dan putrinya Suhoud... telah dibebaskan, kata ALQST untuk Hak Asasi Manusia di Twitter.

Baca juga: Pemandangan Pegunungan di Arab Saudi yang Diselimuti Salju sejak Tahun Baru

"Permohonan perawatan medisnya ditolak, yang dia butuhkan untuk kondisi yang berpotensi mengancam jiwa," tambah kelompok hak asasi itu. "Selama penahanannya tidak ada tuduhan yang ditujukan padanya."

Adapun para pejabat Saudi belum ada yang mengomentari kasus ini.

Dikutip dari AFP, Putri Basmah ditangkap tak lama sebelum rencana perjalanan ke Swiss untuk perawatan medis, menurut sumber yang dekat dengan keluarga, tetapi penyakitnya tidak pernah diungkapkan.

Pangeran MBS mengawasi upaya reformasi sejak ia ditunjuk oleh Raja Salman pada Juni 2017 dengan mengorbankan pewaris takhta yang sebelumnya ditunjuk, Mohammed bin Nayef.

Reformasi-reformasi tersebut termasuk pencabutan larangan selama puluhan tahun terhadap perempuan mengemudi dan pelonggaran aturan perwalian yang memberi laki-laki kewenangan atas kerabat perempuan.

Namun, pihak berwenang Arab Saudi juga menindak para pembangkang dan bahkan calon lawan, mulai dari pengkhotbah hingga aktivis hak-hak perempuan, bahkan bangsawan.

Putri Basmah ditahan di penjara Al Ha'ir, lokasi banyak tahanan politik lainnya juga ditahan.

Baca juga: Dulu Melarang Bioskop, Arab Saudi Kini Menggelar Festival Film Besar

Dalam kesaksian tertulis kepada PBB pada 2020 yang dilihat oleh AFP, keluarganya mengatakan, penahanannya kemungkinan besar karena catatannya sebagai pengkritik pelanggaran yang blak-blakan.

Dia juga dianggap sebagai sekutu Mohammed bin Nayef, tambah kesaksian tertulis itu.

Pada November 2017, kampanye anti-korupsi besar-besaran membuat hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh selama tiga bulan menjadi pusat penahanan de facto bagi puluhan pangeran dan pejabat senior yang dicurigai melakukan korupsi atau ketidaksetiaan.

Pada Maret 2020, pengawal kerajaan menangkap saudara laki-laki dan keponakan Raja Salman, menuduh mereka mengobarkan kudeta terhadap Pangeran Mohammed bin Salman, menurut beberapa sumber.

Baca juga: 700.000 Orang Hadiri Pesta Musik di Arab Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com