Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kiprah Bahasa Indonesia di Italia, Australia, dan AS

Kompas.com - 30/10/2021, 06:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Rilis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Di mancanegara, Bahasa Indonesia rupanya cukup diminati karena ampuh menjadi alat diplomasi.

Bahkan di negara-negara maju seperti Italia, Australia, dan Amerika Serikat (AS), Bahasa Indonesia punya kiprah tersendiri.

Hal tersebut menjadi topik pembahasan dalam acara Bincang Santai di Balik Gerbang (BINTANG) yang diselenggarakan oleh komunitas penulis buku Di Balik Gerbang: Inspirasi dari Kisah 7 Pendamping Diplomat.

Baca juga: Banyak Pelajar di Australia Utara Belajar Bahasa Indonesia karena Kemiripan Budaya

Ketujuh penulis buku tersebut adalah dari Andis E Faizasyah, Angela Widowati Nugroho, Lona Hutapea Tanasale, Myra Junor, Syifa Fahmi, Tyas Santoso, dan Utami Witjaksono.

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2021, komunitas tersebut menyelenggarakan webinar perdana bertajuk Bahasa Indonesia sebagai Alat Diplomasi.

Kegiatan tersebut didasari kepedulian para penulis sebagai pendamping diplomat yang kerap terlibat langsung mendukung diplomasi RI di luar negeri.

Bekerja sama dengan VidRa Salt’NPepper, radio diaspora Indonesia yang berpusat di Washington DC, webinar ini menghadirkan empat narasumber dari kalangan pemerintah, akademisi, maupun praktisi pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Baca juga: Kompas.com Masuk 10 Media Daring Terbaik dalam Penggunaan Bahasa Indonesia

Keempat narasumber tersebut adalah Profesor Aminudin Aziz, Profesor Antonia Soriente, Betsy Philips, dan Maria Rosarioningrum.

Aminudin Aziz, yang merupakan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek menyambut baik inisiatif ini.

Dalam paparannya, Aminudin mengemukakan peluang maupun tantangan yang dihadapi dalam upaya pengembangan BIPA di luar negeri.

Hal itu termasuk kriteria khusus untuk menjadi pengajar, negara-negara baru yang potensial sebagai negara tujuan, hingga kendala klasik saat ini yaitu pandemi Covid-19.

Baca juga: Kampus di Australia Tutup Prodi Bahasa Indonesia karena Sepi Peminat

Pandemi Covid-19 sendiri mengakibatkan penundaan beberapa program termasuk pengiriman guru ke mancanegara.

Aminudin juga memaparkan rencana kerja sama dengan institusi lain seperti Kementerian Luar Negeri, termasuk melibatkan para pendamping diplomat pegiat BIPA.

Antonia Soriente merupakan dosen Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Napoli l’Orientale. Dia adalah satu-satunya dosen tetap Bahasa Indonesia di Italia.

Berkat dedikasinya dalam pengembangan BIPA, dia menerima penghargaan dari Kemendikbudristek sebagai Tokoh Pegiat Diplomasi Kebahasaan.

Baca juga: Kursus Bahasa Indonesia dari KBRI Roma di Italia Ramai Peserta

Meski bahasa Indonesia dewasa ini masih belum begitu populer di kalangan masyarakat Italia, Antonia dan para mahasiswanya terus melakukan berbagai upaya seperti melalui lokakarya di sekolah-sekolah, serta memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia dengan mengundang berbagai kalangan untuk mencicipi kuliner Indonesia.

Dua narasumber lainnya, Betsy Philips (Canberra) dan Maria Rosarioningrum (Washington DC), telah memiliki pengalaman puluhan tahun sebagai pengajar BIPA khususnya bagi para diplomat Australia dan AS yang akan bertugas di Indonesia.

Betsy dan Rosa mengungkapkan ketatnya standar dan persyaratan yang ditetapkan, di mana seorang diplomat wajib menghadiri kelas Bahasa Indonesia selama kurang lebih sembilan bulan dan menjalani ujian khusus sebelum dinyatakan lulus.

Webinar tersebut diikuti oleh Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemlu Ita Siregar, Ketua DWP Kemlu Widia Herawan, para pendamping diplomat, anggota asosiasi BIPA, diaspora Indonesia dari berbagai negara, hingga mahasiswa Hubungan Internasional dan masyarakat umum.

Baca juga: Wanita Semarang Buka Warkop di Swiss, Pelanggan Ikut Belajar Bahasa Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com