Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berutang demi Makan Sehari-hari, Keluarga Miskin Afghanistan Dipaksa Korbankan Anak-anak

Kompas.com - 18/10/2021, 11:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

Situasi menjadi luar biasa sulit, karena harga bahan makanan pokok seperti tepung dan minyak naik dua kali lipat sejak Taliban mengambil alih.

“Jika hidup terus seperti ini, saya mungkin melukai anak-anak saya dan saya sendiri,' kata Saleh kepada WSJ dari rumahnya yang kecil dengan dua kamar.

"Aku bahkan tidak tahu apa yang akan kita makan malam ini."

"Saya akan berusaha mencari uang untuk menyelamatkan nyawa putri saya," tambah suami Saleha, Abdul Wahab.

Pemberi pinjaman, Khalid Ahmad, mengonfirmasi kepada surat kabar bahwa dia mengatakan akan menghapus utang keluarga dengan imbalan putri mereka yang berusia tiga tahun.

“Saya juga tidak punya uang. Mereka belum membayar saya kembali,” kata Pak Ahmad, dari Badghis. "Jadi tidak ada pilihan selain mengambil putrinya."

Baca juga: Cerita Penerjemah Afghanistan Diblokir Relokasi, Bingung ke Mana Harus Pergi

Kondisi terkini Afghanistan

Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan krisis kemanusiaan di Afghanistan semakin meningkat. Kondisi ini memengaruhi sedikitnya 18 juta orang, atau setengah dari populasi negara itu.

Banyak yang sekarang dibiarkan mengumpulkan botol plastik untuk didaur ulang atau dijual untuk mendapatkan cukup uang makanan.

Namun seorang pejabat Taliban mengatakan warga Afghanistan harus terbiasa dengan kesulitan selama beberapa bulan.

“Kami menderita selama 20 tahun berperang, kami kehilangan anggota keluarga kami, kami tidak memiliki makanan yang layak, dan pada akhirnya kami dihargai dengan pemerintah ini. Jika orang harus berjuang selama beberapa bulan, lalu kenapa?” kata pejabat itu.

“Popularitas tidak penting bagi Taliban,” tambahnya.

Sekjen PBB mengatakan, saat ini dengan aset dibekukan dan bantuan pembangunan dihentikan, ekonomi Afghanistan sedang mogok.

Bank tutup dan layanan penting, seperti perawatan kesehatan, telah ditangguhkan di banyak tempat.

Guterres pun menyatakan menyuntikkan likuiditas untuk mencegah keruntuhan ekonomi Afghanistan adalah masalah terpisah dari pengakuan Taliban, mencabut sanksi, mencairkan aset beku atau memulihkan bantuan internasional.

Baca juga: Delegasi Taliban Akan Hadir di Rusia, Bahas Masalah Afghanistan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com