Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepemilikan Asing Brisbane Roar Bermasalah, Nama Joko Driyono dan Bakrie Dicatut

Kompas.com - 27/09/2021, 21:43 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber ABC News

BRISBANE, KOMPAS.com - Investigasi terhadap kepemilikan asing atas klub sepak bola Australia mengungkap kaitan dengan seorang eksekutif Indonesia, yang dipenjara karena skandal pengaturan pertandingan besar dan tuduhan sport washing oleh salah satu negara Arab terkaya.

Dalam kompetisi sepak bola utama Australia, A-League, lima dari 12 klub dimiliki atau dikendalikan asing.

Namun, dengan sedikit persyaratan untuk transparansi publik, pembiayaan di belakang klub sering kali tidak jelas.

Baca juga: Berkat “Operation Soccer Balls”, Tim Sepak Bola Putri Afghanistan Dapat Suaka di Portugal

Melansir ABC News pada Senin (27/9/2021), Brisbane Roar dimiliki sepenuhnya oleh salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, Grup Bakrie, yang memiliki usaha pertambangan dan media yang luas.

Laporan media Australia itu juga menyorot peranan keluarga Bakrie dalam politik Indonesia. Dengan Aburizal Bakrie, disebut sebagai mantan ketua partai Golkar,yang punya catatan kelam sebagai partai politik mantan presiden Indonesia, Suharto.

Adik Aburizal Bakrie, Nirwan, merupakan sosok berpengaruh di sepak bola Indonesia.

Dokumen yang diajukan ke regulator perusahaan Australia menunjukkan grup Bakrie sebagai pemilik Brisbane Roar, melalui perusahaan induk Indonesia, Pelita Jaya Cronus.

Four Corners menemukan bahwa seorang direktur perusahaan Bakrie, Joko Driyono, dipenjara selama 18 bulan pada 2019. Hukuman itu terkait kasus mengganggu bukti dalam penyelidikan polisi, terhadap pengaturan pertandingan di sepak bola Indonesia.

Catatan pengadilan mengungkapkan bahwa Driyono, mantan penjabat ketua asosiasi sepak bola Indonesia, dihukum karena memerintahkan sopirnya mengeluarkan komputer notebook dan dokumen dari kantornya, yang telah ditutup dengan pita polisi selama penyelidikan.

Driyono telah dibebaskan dari penjara.

Baca juga: Di Usia 60 Tahun, Wapres Suriname Jadi Pemain Sepak Bola Profesional

Menurut catatan perusahaan Indonesia, ia tetap menjadi "Presiden Direktur", yang mengepalai dewan direksi Pelita Jaya Cronus, perusahaan induk utama Brisbane Roar.

Driyono dan Brisbane Roar tidak menanggapi beberapa permintaan komentar.

Penggemar Brisbane Roar Chris McAlister mengatakan kepada Four Corners bahwa penggemar mengharapkan standar tinggi dari pemilik klub.

"Anda memiliki mata pencaharian begitu banyak orang terkemuka dan orang-orang yang dihormati dan pahlawan dan idola untuk anak-anak muda, dalam gaji Anda ... Anda harus memegang standar moral dan etika, lingkungan, sosial yang sama dengan yang kita pegang untuk perusahaan lainnya," kata McAlister.

Masalah transparansi

Mantan direktur urusan perusahaan Federasi Sepak Bola Australia Bonita Mersiades mengatakan otoritas sepak bola di Australia "harusnya menyadari" kasus dan keterlibatan Driyono dalam perusahaan, dan "harus peduli tentang hal itu".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com