Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepemilikan Asing Brisbane Roar Bermasalah, Nama Joko Driyono dan Bakrie Dicatut

Kompas.com - 27/09/2021, 21:43 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber ABC News

Pearce, yang tinggal di Sydney, adalah seorang spesialis PR yang menasihati Al Mubarak dalam perannya sebagai ketua Otoritas Urusan Eksekutif Abu Dhabi, sebuah lembaga pemerintah yang memberikan nasihat kepada Putra Mahkota.

"Dia telah lama berperan dalam kebijakan pemerintah di sana, terutama komunikasi, itulah peran kuncinya. Saya pikir mungkin cara paling sederhana untuk menggambarkannya adalah (sebagai) menteri propaganda untuk UEA," kata Nicholas McGeehan, yang menghabiskan lima tahun sebagai peneliti di Human Rights Watch.

UEA telah lama dikritik oleh Amnesty International karena catatan hak asasi manusianya, menurut kepala eksekutif Australia, Sam Klintworth.

Beberapa (kekhawatiran) itu termasuk pembungkaman dan pemenjaraan mereka yang berbicara menentang keluarga penguasa.

"Tentu saja, hak-hak perempuan menjadi perhatian kami, hak-hak pasangan sesama jenis, dan ada pelanggaran hak asasi manusia dalam kafala, yang merupakan sistem sponsor bagi pekerja migran," kata Klintworth kepada Four Corners.

Amnesty International kata dia, menentang kepemilikan City Football Group atas Melbourne City, karena catatan hak asasi manusia UEA yang buruk.

Amnesty menuduh UEA menggunakan tim sepak bola seperti Manchester City dan Melbourne City untuk sports washing atau "mencuci" reputasi internasionalnya melalui olahraga.

"Orang-orang mengasosiasikan olahraga dengan nilai-nilai positif, prestasi, kecakapan dan kebugaran," kata Ms Klintworth.

Baca juga: Dimaki Fans yang Marah, Wasit Sepak Bola Ini Keluarkan Pistol

Sports washing pada dasarnya adalah mengambil atribut positif yang terkait dengan olahraga dan menggunakannya untuk meningkatkan reputasi.

"Jadi, pada dasarnya, itu dapat memanfaatkan kemewahan, akses, daya tarik universal olahraga, untuk meningkatkan merek tertentu, dan itu juga dapat dilihat untuk menyamarkan atau mengalihkan pelanggaran hak asasi manusia."

Melbourne City adalah salah satu dari beberapa tim City Football Group, termasuk Manchester City, yang terlibat dengan UEA untuk mempromosikan World Expo bulan depan di Dubai.

McGeehan mengatakan kepemilikan City Football Group menyeret masalah etika dan moral bagi klub, dan untuk pendukung mereka.

"Apakah Anda benar-benar ingin dijalankan oleh pemerintah yang melakukan kejahatan perang, dan tujuannya memiliki klub adalah untuk mengalihkan perhatian dari kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya? Saya berpendapat, tidak," katanya.

"Klub harus dijalankan untuk kepentingan pendukung mereka, dan komunitas mereka. Bukan untuk kepentingan politik pemerintah asing."

Melbourne City menolak berkomentar.

Seorang juru bicara Football Australia mengatakan pihaknya bekerja sama dengan lembaga penegak hukum untuk "melindungi dan menjaga integritas keuangan" dalam permainan.

"Uji kelayakan dan kepatutan" untuk klub juga dilakukan, dengan harus menyediakan "rekening keuangan yang diaudit secara independen" setiap tahun.

Baca juga: Kisah Perang Sepak Bola: Honduras vs El Salvador Bertempur Usai Kualifikasi Piala Dunia 1970

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com