Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan PLTN Stagnan, Energi Terbarukan Justru Meningkat Pesat

Kompas.com - 26/09/2021, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Analis independen kebijakan dan energi nuklir Mycle Schneider menuturkan, perkembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di seluruh dunia cenderung stagnan dalam sepuluh tahun terakhir.

Di sisi lain, pengembangan energi terbarukan justru meningkat pesat di seluruh dunia selama dekade terakhir.

Dia mencontohkan, di Perancis, bauran listrik dari PLTN mencapai rekor terendahnya pada 2020 selama 30 tahun terakhir.

Baca juga: Unit Kedua PLTN Barakah Tersambung Jaringan Listik UEA

Adanya opsi pembangkitan energi terbarukan yang lebih murah menjadi penyebab rendahnya adopsi PLTN tersebut.

Hal itu dipaparkannya pada hari kedua Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2021 pada Selasa (21/9/2021).

IETD 2021 diselenggarakan oleh Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) dan Institute for Essential Services Reform (IESR).

“Berinvestasi pada PLTN dapat menggagalkan tercapainya target perubahan iklim. Karena seharusnya, pendanaan yang ada dialokasikan kepada opsi teknologi yang sudah tersedia, murah, dan dapat diimplementasikan dengan cepat,” jelas Schneider.

Baca juga: Operator PLTN Fukushima Akan Buat Terowongan untuk Buang 1 Juta Ton Limbah ke Laut

Konsultan independen transisi energi Craig Morris berujar, sulit untuk memprediksi harga listrik yang diproduksi dari PLTN mengingat PLTN tidak terlalu merespons harga pasar.

Di kesempatan yang berbeda, Program Manager Transformasi Energi IESR Deon Arinaldo mendorong untuk lebih memprioritaskan teknologi energi terbarukan untuk melakukan dekarbonisasi mendalam di sektor energi.

“Upaya dekarbonisasi sektor energi perlu terjadi dengan cepat dan dimulai sekarang juga agar sesuai dengan Persetujuan Paris,” tutur Deon.

Dia menambahkan, di Indonesia, teknologi rendah karbon yang sudah siap secara komersial dan cepat dibangun adalah energi terbarukan.

Baca juga: China Tantang Menkeu Jepang Minum Air Limbah PLTN Fukushima

Sedangkan teknologi yang lain seperti PLTN dan CCS (carbon capture storage atau teknologi penangkap karbon) masih dalam tahap pengembangan.

“Waktu yang kita punya tidak banyak untuk memitigasi krisis iklim ini,” tegas Deon.

Sementara itu, Zaki Su’ud dari Fakultas Matematika dan Sains Institut Teknologi Bandung (ITB) merekomendasikan beberapa kebijakan yang perlu dilakukan pemerintah untuk mendukung tercapainya target dekarbonisasi Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.

Pertama, semua sumber daya energi harus dimanfaatkan secara optimal dengan mengutamakan kualitas dan keamanan energi di Indonesia.

Baca juga: Jepang: Penolakan Pembuangan Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut Tidak Ilmiah

Kedua, kebijakan bauran energi harus dilaksanakan dan dievaluasi dengan baik terhadap ketersediaan energi yang andal, murah, berkelanjutan, dan harus mematuhi isu lingkungan global khususnya perubahan iklim.

Ketiga, pemerintah perlu mengalokasikan dana penelitian terkait energi terbarukan yang cukup serta mengintegrasikan secara optimal seluruh potensinya di Indonesia.

Energi terbarukan masih terus berkembang dan membutuhkan kebijakan yang tepat dan konsisten dari pemerintah supaya bisa mendukung keamanan energi nasional dan tercapainya target dekarbonisasi Indonesia,” jelas Zaki dalam IETD 2021.

Baca juga: 10 Tahun Setelah Bencana PLTN Fukushima, Pengembangan Energi Nuklir di Jepang Terhenti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com