Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operator PLTN Fukushima Akan Buat Terowongan untuk Buang 1 Juta Ton Limbah ke Laut

Kompas.com - 26/08/2021, 10:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima pada Rabu (25/8/2021) mengumumkan, rencana pembangunan terowongan bawah laut untuk membuang 1 juta ton lebih air limbah olahan ke laut.

Rencana pembuatan terowongan sepanjang satu kilometer ini diumumkan setelah pemerintah Jepang pada April memutuskan, untuk membuang akumulasi air dalam waktu dua tahun.

Para menteri mengatakan, pembuangan itu aman karena air limbah akan diproses untuk menghilangkan hampir semua zat radioaktif dan akan diencerkan.

Baca juga: Jepang Akan Buang 1,25 Juta Ton Air Limbah Nuklir Fukushima ke Laut

Namun, keputusan tersebut memicu reaksi marah dari negara-negara tetangga, dan penolakan keras dari komunitas nelayan lokal.

Tokyo Electric Power Co (TEPCO) berujar, akan mulai membangun terowongan pada Maret 2022 setelah melakukan studi kelayakan dan mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang.

Terowongan akan berdiameter sekitar 2,5 meter dan membentang ke timur ke Pasifik dari tangki di pabrik yang berisi sekitar 1,27 juta ton limbah air olahan.

Limbah itu termasuk air yang digunakan untuk mendinginkan pabrik, yang lumpuh setelah hancur diterjang tsunami 2011, serta hujan dan air tanah yang merembes setiap hari.

Sistem pemompaan dan penyaringan yang ekstensif mengekstraksi berton-ton air yang baru terkontaminasi setiap hari, dan menyaring sebagian besar elemen radioaktif.

Akan tetapi, komunitas nelayan khawatir pembuangan limbah ini akan merusak upaya bertahun-tahun mereka untuk memulihkan kepercayaan pada makanan laut.

Baca juga: Jepang: Penolakan Pembuangan Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut Tidak Ilmiah

Kepala petugas dekomisioning pabrik, Akira Ono, pada Rabu menjelaskan, membuang limbah melalui terowongan akan membantu mencegahnya mengalir kembali ke pantai.

"Kami akan menjelaskan secara menyeluruh kebijakan keselamatan kami dan tindakan yang kami ambil terhadap kerusakan reputasi, sehingga kami dapat menghilangkan kekhawatiran orang-orang yang terlibat dalam perikanan dan industri lainnya," kata Ono kepada wartawan dikutip dari AFP.

Dalam pernyataannya, TEPCO mengaku siap membayar kompensasi atas kerusakan reputasi terkait pembuangan air limbah tersebut.

TEPCO juga mengatakan, akan menerima inspeksi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang keamanan pembuangan air. IAEA telah mendukung keputusan Jepang.

Perdana Menteri Yoshihide Suga menyebut pembuangan limbah air sebagai tugas yang tak terhindarkan dalam proses selama puluhan tahun untuk menonaktifkan PLTN Fukushima.

Perdebatan tentang cara menangani air limbah sudah berlangsung selama bertahun-tahun, karena ruang untuk menyimpannya di lokasi telah habis.

Proses penyaringan menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif dari air, tetapi beberapa zat di antaranya tidak hilang, termasuk tritium.

Para ahli mengatakan, zat itu hanya berbahaya bagi manusia dalam dosis besar, dan dengan pengenceran air olahan tidak menimbulkan risiko yang dapat dideteksi secara ilmiah.

Baca juga: China Tantang Menkeu Jepang Minum Air Limbah PLTN Fukushima

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tokoh-tokoh Kunci dalam Sidang Donald Trump

Tokoh-tokoh Kunci dalam Sidang Donald Trump

Global
Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Global
Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Global
Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com