Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang: Penolakan Pembuangan Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut Tidak Ilmiah

Kompas.com - 14/04/2021, 14:18 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com – Ketika Jepang menyetujui pembuangan lebih dari 1 juta ton air limbah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima ke laut, Tokyo mendapat kritik dari berbagai pihak.

Korea Selatan mengecam keputusan tersebut dan menyebutnya sama sekali tidak bisa ditoleransi. Seoul bahkan dan memanggil Duta Besar Jepang untuk Korea Selatan.

Baca juga: Jepang Akan Buang 1,25 Juta Ton Air Limbah Nuklir Fukushima ke Laut


Negara lain, China, juga mengungkapkan kekhawatiran yang besar atas keputusan Jepang tersebut. Selain itu, Taiwan juga mengajukan keberatan yang kuat.

Sementara itu, Jepang menepis kritik yang dialamatkan kepadanya atas keputusan membuang air limbah PLTN Fukushima ke laut sebagaumana New York Times, Selasa (13/4/2021).

“Negeri Sakura” mengatakan, alasan penolakan dan keberatan yang diajukan negara-negara tersebut tidak ilmiah.

Di bawah rencana tersebut, Jepang akan menggunakan filter yang kuat untuk menghilangkan semua bahan radioaktif dari air kecuali tritium.

Tririum merupakan isotop hidrogen yang menurut para ahli tidak berbahaya bagi kesehatan manusia dalam dosis kecil.

Baca juga: 10 Tahun Setelah Bencana PLTN Fukushima, Pengembangan Energi Nuklir di Jepang Terhenti

Tokyo mengatakan, air limbah PLTN tersebut sudah diolah dengan baik sesuai standar keamanan.

Tingkat radiasi pada pengolahan air limbah itu, menurut pemerintah, lebih rendah daripada yang ditemukan pada air minum.

Jepang juga berpendapat pembuangan air limbah PLTN semacam itu ke lautan adalah rutinitas di seluruh dunia.

Tanggapan Jepang tersebut bukannya meredakan kekhawatiran, justru semakin memantik kritik yang lebih keras dar negara-negara tetangganya.

Melansir New York Times, Selasa (13/4/2021), banyak negara yang meragukan penanganan Jepang atas bencana nuklir.

Baca juga: 10 Tahun Setelah Bencana Fukushima, Bagaimana Nasib Energi Nuklir di Masa Depan?

China dan Korea Selatan termasuk di antara 15 negara atau wilayah yang telah melarang atau membatasi impor makanan dari Fukushima.

Meski demikian, Pemerintah Jepang telah berupaya keras untuk menunjukkan bahwa produk dari daerah tersebut, mulai dari beras hingga ikan, aman untuk dimakan.

Kelompok pemerhati lingkungan, seperti Greenpeace, juga mengkritik keputusan pemerintah Jepang yang akan membuang air limbah PLTN ke laut.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com