BERLIN, KOMPAS.com - Kantor Polisi Kriminal Federal Jerman (BKA) secara rahasia membeli spyware Pegasus yang terkenal dari perusahaan Israel NSO pada 2019.
Hal ini terungkap Selasa (7/9/2021) dalam sebuah sidang parlemen. Pemerintah federal memberikan informasi kepada Komisi Dalam Negeri di parlemen Jerman Bundestag tentang pembelian spyware itu dalam sesi tertutup, ujar sumber-sumber di parlemen.
Laporan pemerintah ini mengonfirmasi laporan sebelumnya dari media Jerman Die Zeit.
Perangkat lunak itu diperoleh di bawah "kerahasiaan tertinggi" demikian Die Zeit, meskipun pengacara ragu karena alat pengawasan dapat melakukan lebih dari yang diizinkan oleh undang-undang privasi Jerman.
Baca juga: Pegasus, Spyware Rancangan Perusahaan Israel Retas Banyak Jurnalis dan Aktivis di Dunia
Namun, versi yang dibeli oleh BKA memiliki fungsi tertentu yang diblokade untuk mencegah penyalahgunaan, ujar kalangan pakar keamanan kepada surat kabar tersebut. Meskipun tidak jelas bagaimana cara kerjanya pada tatanan praktis.
Pengungkapan pembelian spyware tersebut merupakan hasil investigasi bersama oleh Die Zeit serta harian Sueddeutsche Zeitung dan lembaga penyiaran publik NDR dan WDR.
Menurut Sueddeutsche Zeitung, Wakil Presiden BKA Martina Link telah mengonfirmasi kepada anggota parlemen bahwa jawatannya telah membeli perangkat lunak tersebut.
Pada akhir 2020, BKA mengakuisisi versi perangkat lunak virus Trojan Pegasus. Ini telah digunakan dalam operasi tertentu menyasar terorisme dan kejahatan sejak Maret tahun ini.
Mahkamah Konstitusi Federal Jerman telah memutuskan, aparat keamanan hanya diizinkan untuk menggunakan spyware pada ponsel dan komputer milik target pengawasan untuk kasus khusus, dan hanya dapat memicu jenis operasi tertentu.
Di saat supremasi hukum membatasi penggunaannya, teknologi yang tersedia terus berkembang, nyaris tanpa batasan.
Pemerintah Jerman telah ditanyai secara khusus tentang penggunaan spyware NSO tiga kali dalam beberapa tahun terakhir, tetapi secara tegas menolak untuk menjelaskan penggunaannya, audit maupun pengawasan tentang hal itu.
Dalam pernyataan tertulis menjawab pertanyaan dari anggota tim penyidik resmi, anggota parlemen Partai Kiri, Martina Renner, BKA menyebutkan hak parlemen atas informasi berkonflik dengan "kepentingan kerahasiaan sesuai konstitusi demi kesejahteraan negara dalam kasus-kasus luar biasa."
Baca juga: 50.000 Nomor Telepon Dipantau Spyware Pegasus Buatan Israel, Mayoritas Jurnalis dan Aktivis
NSO menjual alat pengawasan Pegasus kepada polisi dan badan intelijen secara global. Perangkatnya sangat canggih, sehingga dapat memata-matai iPhone dan smartphone Android secara real time, mengaktifkan fungsi mikrofon dan video untuk merekam percakapan, pengaturan, membaca data lokasi dan mengurai enkripsi pada pesan obrolan.
Pegasus memanfaatkan kerentanan dalam sistem keamanan smartphone, ibaratnya untuk membuka kotak Pandora peangkat pengawasan yang melanggar privasi.