Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Federal Jerman Diam-diam Sudah Beli Spyware Pegasus pada 2019

Kompas.com - 10/09/2021, 13:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Yang lebih meresahkan lagi adalah, tidak diketahui siapa yang menjadi sasaran pemerintah di seluruh dunia yang telah membeli alat tersebut.

Pada bulan Juli, sebuah konsorsium organisasi media berita termasuk Die Zeit melaporkan penyalahgunaan ekstensif teknologi, yang datanya diambil dari daftar target potensial pada tahun 2016 yang mencakup lebih dari 50.000 nomor telepon.

Target tersebut antara lain para aktivis hak asasi manusia, jurnalis dan pengacara serta selusin kepala negara, beberapa menteri pemerintah dan diplomat senior.

Analisis teknis ponsel beberapa orang yang dijadikan target, mengungkapkan ponsel mereka telah berhasil diretas menggunakan perangkat lunak Pegasus.

Baca juga: Skandal Spyware Pegasus Buatan Israel Merebak, Ini Kata Presiden Uni Eropa

Bagaimana reaksi Jerman?

Anggota parlemen Partai Hijau Konstantin von Notz menyebutnya sebagai "mimpi buruk bagi supremasi hukum."

Dia menuntut "klarifikasi penuh" dari pemerintah federal tentang siapa yang "secara khusus bertanggung jawab atas pembelian dan penggunaan perangkat lunak pengintai ini."

Frank Ueberall, ketua Asosiasi Jurnalis Jerman, mengatakan serikat pekerja ingin tahu "apakah jurnalis dimata-matai tanpa sepengetahuan mereka, apakah sumber mereka masih aman."

Ueberall menyebut tindakan BKA "tidak dapat dipahami" dan menambahkan Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer harus memaparkan secara terbuka, apa tujuan dari program mata-mata tersebut.

Baca juga: Spyware Pegasus: Asal-usul, Cara Kerja, dan Bahayanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com