Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Pemimpin Dunia: Kim Jong Un, Presiden Korea Utara

Kompas.com - 09/09/2021, 13:38 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Kim Jong Un merupakan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) yang menjabat sejak 17 Desember 2011.

Saat menjabat, Kim mendapat julukan sebagai "Penerus Agung" dari stasiun televisi negara.

Sebelum menjabat dan meneruskan kepemimpinan Korut--yang berasal dari kakek serta ayahandanya--Kim memang sudah digadang-gadang jadi pemimpin.

Baca juga: Dituding Langgar HAM, Kim Jong Un Dipanggil Pengadilan Jepang

Kim diyakini lahir pada 8 Januari 1983 menurut penanggalan Korea, dan 1984 berdasarkan data dari AS.

Dia merupakan putra kedua dari pemimpin kedua Korut Kim Jong Il dan Ko Yong Hee, seorang penyanyi opera, serta cucu pendiri negeri komunis itu, Kim Il Sung.

Berdasarkan pemberitaan media Jepang, dia masuk ke sekolah dekat Bern, Swiss, dengan nama Chol Pak atau Pak Chol pada 1993 hingga 1998.

Setelah itu, Kim masuk sekolah negeri Liebefeld Steinhoelzli yang terletak di Koeniz dengan nama Pak Un antara 1998 hingga 2000.

Pejabat Koeniz mengonfirmasi memang ada seorang anak yang bersekolah di sana dan dia merupakan putra dari staf Kedutaan Besar Korut di Bern.

Baca juga: Kim Jong Un Kurus, Ini Berbagai Rumor tentang Kesehatannya...

Selama bersekolah di Swiss, berbagai laporan menyatakan Kim merupakan siswa yang pemalu, canggung ketika bersama siswa putri.

Namun, dia merupakan anak yang cerdas dengan ambisi tinggi, dan sangat menyukai permainan basket.

Mantan teman sekelasnya menyebut Kim sangat menyukai legenda basket AS Michael Jordan.

Setelah itu dia kembali ke Pyongyang, dan berkuliah di Universitas Militer Kim Il Sung antara 2002 sampai 2007, dan lulus dengan dua gelar.

Sebagai pria yang mulai beranjak dewasa, Kim mulai sering menemani sang ayah Kim Jong Il ketika melaksanakan inespeksi militer.

Selain itu, dia juga mulai aktif terlibat di dua organisasi tertinggi Korut, yakni Partai Buruh Korea (KWP), serta Biro Politik Jenderal militer Korut.

Baca juga: Ekonomi Korut Babak Belur, Kim Jong Un Desak Upaya Penanganan Bencana dan Pandemi

Pada 2009, berkembang sebuah spekulasi bahwa Kim dipersiapkan untuk menjadi putra mahkota menggantikan Kim Jong Il memimpin Korut.

Sebelumnya, ada saudara tiri Kim, Kim Jong Nam, yang sempat difavoritkan menjadi penerus Kim Jong Il.

Namun, sang ayah dikabarkan kecewa padanya di tahun 2001.

Penyebabnya, Kim Jong Nam tertangkap basah berusaha menyusup ke Jepang menggunakan paspor palsu untuk pergi ke Tokyo Disneyland.

Selain itu, dilaporkan KIm Jong Il melihat putra keduanya mempunyai banyak kesamaan dengannya. Antara lain Kim tidak mau mengakui kekalahan.

Baca juga: Kembali Tampil di Hadapan Publik, Kim Jong Un Makin Kurus

15 Januari 2009, media Korsel Yonhap memberitakan Kim Jong Il telah mengangkat Kim sebagai suksesornya memimpin Korut.

Kim Jong Il juga telah meminta seluruh staf kedutaan besar untuk setiap kepada putranya.

Persiapan baginya menjadi orang nomor satu di Korut dimulai ketika namanya menjadi kandidat anggota Dewan Rakyat Tertinggi.

Pada April 2009, dia mendapat posisi di Komisi Pertahanan Nasional (NDC) dan dua bulan kemudian dia menjadi Kepala Departemen Keamanan Negara.

Kemudian September 2010, Kim mendapat pangkat jenderal bintang empat meski dia sama sekali tak punya pengalaman di bidang militer.

Baca juga: Dicari: Siapa Kandidat Pengganti Penguasa Korea Utara Kim Jong-un?

Pada 17 Desember 2011 pukul 08.30 waktu setempat, Kim Jong Il meninggal saat bepergian menggunakan kereta ke luar Pyongyang dengan dugaan akibat serangan jantung.

Sejumlah analis memprediksi Kim Jong Un tidak akan segera diangkat sebagai pemimpin mengingat dia masih belum mempunyai pengalaman.

Banyak yang menyakini sang paman, Jang Song Thaek, yang bakal bertindak sebagai penerus sementara hingga Kim mempunyai cukup kecakapan.

Namun, Kim langsung diangkat sebagai Pemimpin Tertinggi Korut. Sebuah gelar tak resmi yang memberikannya kekuasaan di bidang pemerintahan dan militer.

Pada April 2012, statusnya dikukuhkan ketika dia mendapat berbagai posisi. Antara lain, Sekretaris Pertama Partai Buruh.

Kemudian Chairman Komisi Militer Pusat, dan Chairman NDC yang notabene adalah otoritas birokratik tertinggi di sana.

Baca juga: Korea Utara Larang Warganya Bergosip Soal Berat Badan Kim Jong Un

Awal-awal rezim Kim diidentikkan sebagai konsolidasi yang kejam dan percepatan program pengembangan senjata nuklir.

Pada Desember 2013, dia mengeksekusi Jang Song Thaek dengan mengatakan dia telah "menyingkirkan sampah dari Partai Buruh".

Padahal, Jang merupakan bagian dari lingkaran dalam Kim Jong Il, dan merupakan salah satu penasihat yang dipercaya olehnya.

Dan kontroversi Kim Jong Un berlangsung hingga hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com