Dia juga menuduh beberapa kelompok media menyebarkan “berita palsu" tentang situasi di Myanmar.
Baca juga: Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar Ingin Punya Akses ke Aung San Suu Kyi
Sejak militer menggulingkan pemimpin Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, kelompok pro-demokrasi menggelar gelombang protes nasional.
Pasukan keamanan menanggapinya dengan kekerasan dan tak segan membunuh warga sipil. Ratusan orang meninggal di tangan pasukan keamanan sejak kudeta militer.
Para penentang junta militer lantas membentuk kelompok perlawanan bersenjata di bawah panji yang dinamakan Tentara Pertahanan Rakyat.
Kelompok perlawanan ini lantas menjalin aliansi dengan beberapa milisi etnik bersenjata yang telah lama berperang dengan tentara Myanmar.
Junta militer mengecap NUG dan Pasukan Pertahanan Rakyat sebagai kelompok teroris.
Baca juga: Korban Tewas akibat Kudeta Militer Myanmar Capai 1.000 Jiwa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.